Postingan Populer

Minggu, 01 Maret 2020

MALIN KUNDANG ANAK DURHAKA


MALIN KUNDANG ANAK DURHAKA
Pada suatu hari hiduplah seorang anak yang sangat berbakti terhadap ibunya, dia yang bernama Malin Kundang. Malin hanya memiliki seorang Ibu karena Ayahnya telah lama pergi berlayar dan tidak kembali. Malin memiliki cita-cita yang sangat kuat untuk berlayar seperti Ayahnya, karena Malin sangat ingin memiliki uang yang nantinya bisa diberikan kepada Ibunya, sehingga Ibunya tidak perlu bekerja bersusah payah untuk menghidupi Malin, lalu setelah Malin beranjak dewasa dia mulai sering pergi ke pelabuhan untuk menjadi kuli angkut setiap kapal-kapal yang singgah. Karena Malin sangat rajin dan tangkas, seorang Kapten kapal menawarkan pekerjaan kepada Malin untuk merantau mengarungi samudra luas.
Tentu saja Malin sangat gembira mendengar tawaran itu, dalam pikirannya dia akan mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk membahagiakan ibunya, Malin langsung berlari menuju pulang untuk memberi tahu kabar gembira itu, dengan berat hati Ibu Malin memberikan ijin kepada Malin untuk merantau.

Ibunya berpesan (Ibu Malin Kundang): hati-hatilah nak di tanah rantau.
Malin menjawab: Jangan khawatir ibu.. aku akan mencari uang yang banyak untuk aku kuberikan kepada Ibu. Malin akan menjadi orang kaya dan Ibu tak perlu susah lagi.
Malin pun pergi berpamitan, dengan air mata ibunya yang berlinang. Sejak kepergian Malin merantau, ibunya selalu menunggunya di pinggir pantai dan berlari menghampiri setiap kapal yang bersandar di pelabuhan. Tapi bertahun-tahun lamanya tidak pernah ada kapal membawa Malin. Hingga suatu saat setelah 10 tahun berlalu ada sebuah kapal yg sangat besar berlabuh, semua orang datang ingin melihat kapal yg indah itu.
Penduduk pesisir pantai berkata: Bahwa kapal itu adalah milik dari pemuda kaya raya yang sedang membagi-bagikan uang untuk orang miskin dikampung itu.
Mendengar hal itu Ibu Malin yang sudah tua rentang, itu berjalan tergesa-gesa menuju pelabuhan. Betapa terkejutnya ketika Ibu Malin Kundang ketika melihat sepasang suami istri yg sedang membagi-bagikan uang itu, ternyata itu adalah anak laki-lakinya yaitu Malin Kundang. Ibunya sangat yakin, karena Malin Kundang memiliki tanda lahir di tangannya.
Ibu Malin segera memeluk Malin Kundang dan sambil menangis dan berkata; Malin Kundang anak ku, akhirnya engkau pulang nak.
Tetapi diluar dugaan itu Istri Malin Kundang bertanya: Siapakah ibu tua yg nampak miskin itu?. Bukankah Malin Kundang pernah berkata pada Istrinya dia hidup sebatang kara karena kedua orangtuanya sudah meninggal. Mendengar pertanyaan dari istrinya, Malin Kundang malu dan berusaha menutupi kebohongnnya dengan menghardik dan menyingkirkan pelukkan ibunya sampai ibunya terlempar dan terjatuh.
Dia berkata (Malin Kundang): Siapa kau berani-berani mengakui aku sebagai anak mu… mana mungkin aku mempunyai ibu yang miskin seperti mu. Dengan cepat Malin meminta kepada anak buah kapal mengusir Ibunya sendiri turun dari kapal.
Menerima perlakuan yg teramat kasar dari anaknya,  ibunya malin kundang sangat marah dan sakit hatinya.
Dia pun meminta kepada Tuhan dan berdoa.. Ya Tuhan engkau maha penguasa dengarlah permintaan hamba mu ini, seandainya dia bukan malin kundang anak ku maka berikan keselamatan, kebahagiaan, dan umur yang panjang. Tapi seandainya dia adalah benar-benar Malin Kundang anak ku maka aku kutuk dia menjadi batu.
Seketika langit bergemuru, awan menjadi hitam dan turun hujan yang angat deras datang lah badai yang menerjang kapal Malin kundang. Saat itu tiba-tiba Malin merasa bersalah dia teringat akan perlakuannya terhadap Ibunya, tapi maaf sudah terlambat kapal itu tenggelam karena badai yg sangat hebat dan konon Malin Kundang berubah menjadi sebuah batu karena berani dan durhaka kepada Ibunya.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM

  Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM Aksi nyata untuk bukti karya sangat penting dalam pelatihan mandiri karena dapat mengukur sejauh mana A...