Postingan Populer

Minggu, 22 Maret 2020

BOLU MUSLIHAT

BOLU MUSLIHAT

Dalam eskperimen ini akan dilakukan beberapa perlakuan untuk melihat apakah harga mempengaruhi
rasa. Caranya adalah dengan meletakkan kamera tersembunyi untuk melihat reaksi orang-orang. Hal ini dilakukan dengan memberikan kue dengan pilihan yang berbeda kepada orang secara acak.
Saya membuka stan kue kecil di supermarket, bolu pertama dijual seharga Rp.15.000 dan bolu kedua
dijual Rp.55.000.

Jika kamu datang ke stan saya, bolu mana yg akan kamu pilih? Apakah yang lebih murah harganya atau yang lebih mahal? Kabar baiknya, sampel kedua bolu diberikan secara gratis untukmu. Harga kedua bolu ada di samping bolu.

"Saya akan membuka toko kue. Ada dua sampel bolu yang akan dijual seharga Rp.15.000 dan Rp.55.000. Saya ingin mendapatkan masukan mengenai kedua bolu ini."Bolu yang lebih murah ditawarkan pertama kali kepada para responden. Berikut beberapa tanggapannya. "Kurang lembut dan agak kering". "Krimnya masih terlalu beku." "Lumayan rasanya, tapi kalau dijadikan bolu ulang tahunku saya akan kecewa."


Sepertinya responden tidak suka bolu yang lebih murah karena punya rasa yang kurang enak. Walaupun bolunya terlihat baik. Ini hal yg wajar. Berikutnya, untuk bolu seharga Rp.55.000 akan direspon seperti apa? "Enak sekali." "Lebih lembut dan terasa krimnya." "Lebih baik dari bolu sebelumnya."

Orang-orang sepertinya lebih suka dengan bolu yang lebih mahal. Tentu saja karena kamu mendapatkan sesuatu sesuai dengan harganya. Oh, tapi benarkah hal ini? Dalam eksperimen ini ada trik khusus. Kedua bolu sebetulnya bolu yang sama. Dibuat oleh orang yang sama dengan bahan yang sama. Lalu dipanggang dalam oven yang sama dalam waktu yang sama.

Tapi para responden kita menyangka bahwa mereka mencoba dua bolu yang berbeda. Mengapa otak
mereka berpikir bahwa ada perbedaan rasa antara keduanya? Seringkali label harga membuat kita berpikir bahwa produk yang lebih mahal pasti lebih baik. Bolunya lebih enak, lembut dan krimnya terasa. Mungkin saja dibuat dari bahan yang lebih berkualitas seperti dari bahan organik atau produk impor. Atau dibuat oleh pembuat bolu yang lebih ahli dengan resep khusus.
Akhirnya saya katakan: "Bolu ini sebenarnya sama."
"Kamu bercanda ya?"
"Tidak mungkin, ini terasa sangat berbeda."
"Benarkah dari bahan yang sama?"
Dan dengan yakin saya berkata: "Tentu saja. Ini semua hanya muslihat yang ada dalam pikiranmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM

  Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM Aksi nyata untuk bukti karya sangat penting dalam pelatihan mandiri karena dapat mengukur sejauh mana A...