Postingan Populer

Jumat, 26 September 2014

ANALISA ASPIRIN DAN KAFEIN (DALAM TABLET)



ANALISA ASPIRIN DAN KAFEIN (DALAM TABLET)

I.         TUJUAN
Tujuan dari Percobaan ini adalah:
1.      Menentukan Konsentrasi Aspirin dalam tablet
2.      Menentukan Konsentrasi Kafeina dalam tablet

II.      DASAR TEORI

1.  Aspirin
Aspirin dapat dibuat dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhidrid asam asetat. Senyawa ini bersifat asam dan rumus bangunnya adalah sebagai berikut:




Untuk mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus karbonil sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:


Titrasi menggunakan indikator fenolftalein diakhiri saat terjadi perubahan warna yang konstan selama satu menit. Jika NaOH berlebih akan terjadi reaksi sebagai berikut:


2.  Kafeina
Kafeina merupakan    alkaloida yang diturunkan  dari aspirin. Nama lain kafeina adalah 1,3,7-trimetil xanthina yang mempunyai rumus:
kafeina terdapat dalam bijih kopi (0,5%), the (2-4%) yang mempunyai fisiologi sebagai stimulan. Ikatan rangkap dari kafeina dapat mengadisi ion.  Untuk mengetahui kadar atau konsentrasi kafeina maka larutan yang mengfandung kafeina ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan konsentrasinya. Kelebihan iod setelah terjadi reaksi adisi dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) sehingga iod yang teradisi oleh kafeina dapat diketahui.





III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Erlenmeyer
100 mL
4 buah
2
Penangas air

1 buah
3
Buret
50 mL
1 buah
4
Gelas arloji

1 buah
5
Pipet tetes

4 buah
6
Gelas Ukur
10 mL,25 mL
2 buah
7
Statif dan klem

1 buah
8
Lumpang Porselen

4 buah
9
Penggerus

4 buah
10
Neraca Analisis

1 buah
11
Botol Semprot

1 buah
  
b. Bahan
No
Bahan
Satuan
Jumlah
1
Paramex (aspirin)
gram
2,5
2
Alkohol
mL
150
3
Aquadest
-
Secukupnya
4
Bodrex
gram
2,5
5
NaOH 0,1 N
mL
50
6
Indikator PP
Tetes
2
7
Na2S2O3.5H­O 0,1 N
mL
50
8
H2SO4 25%
mL
10
9
KIO3 0,02 N
mL
8
10
KI 10 %
mL
40

IV.   PROSEDUR KERJA

Aspirin

1.      Digerus tablet paramex sampai halus.
2.      Ditimbang serbuk paramex 1 gram dan 1,5 gram dan kemudian memasukkannya ke dalam masing - masing labu Erlenmeyer 100 mL
3.      Dicuci  lumpang dengan alkohol, kemudian menuangkannya ke dalam Erlenmeyer sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer adalah 25 mL
4.      Digoyang-goyang Erlenmeyer selama 5 menit.
5.      Dipanaskan labu Erlenmeyer pada penangas air sehingga larutan mendidih.
6.      Ditambahkan 5 mL air suling dan indikator pp pada labu Erlenmeyer yang telah dingin.
7.      Dititrasi dengan NaOH 0,1 N Sampai larutan berubah menjadi ungu muda dan bila dibiarkan selama 1 menit warnanya tetap.
8.      Titrasi diulang sampai 2 kali dengan massa yang berbeda.

Kafeina

1.      Digerus tablet bodrex sampai halus
2.       Ditimbang serbuk Bodrex 1 gram dan 1,5 gram  pada neraca analisis dan kemudian memasukkannya ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL
3.      Dicuci  lumpang dengan alkohol, kemudian menuangkannya ke dalam Erlenmeyer sampai volume alkohol yang dimasukkan ke dalam Erlenmeyer adalah 25 mL
4.      Digoyang-goyang Erlenmeyer selama 10  menit.
5.      Ditambahkan 25% H2SO4 sebanyak 5 mL, 20 mL larutan KI  10% ke dalam labu Erlenmeyer kemudian larutan  dikocok selama 10 menit.
6.      Dipanaskan Erlenmeyer sampai larutan mendidih.
7.      Dititrasi larutan yang telah dingin dengan Na2S2O3.5H2O yang ditambah dengan 4 mL KIO3 0.02 N dan 25 mL alkohol.
8.      Titrasi diulang sampai 2 kali dengan tablet yang berbeda.

V.      HASIL PENGAMATAN

No.

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1

Paramex (1 g) + 25 mL alkohol + dipanaskan + 2 tetes indikator Pp,dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Mula-mula larutan berwarna putih keruh setelah dipanaskan warna tetap dan setelah dititrasi warnanya menjadi Ungu muda. Volume NaOH yang diperlukan adalah 2 mL

2

Paramex (1,5 g) + 25 mL alkohol + dipanaskan + 2 tetes indikator Pp,dititrasi dengan NaOH 0,1 N
Mula-mula larutan berwarna putih keruh setelah dipanaskan warna tetap dan setelah dititrasi warnanya menjadi Ungu muda. Volume NaOH yang diperlukan adalah 2,5 mL

3

Bodrex (1 g) + 25 mL alkohol + H2SO4 5 mL +  20 mL KI, dikocok,dipanaskan,kemudian didinginkan, + KIO3 4 mL + 25 mL alkohol, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.5H2O
Mula-mula larutan berwarna orange  dan setelah dipanaskan warna tetap dan setelah ditambah KIO3 berubah menjadi biru kehitaman. Kemudian dititrasi sehingga warna berubah kembali menjadi Orange, Volume yang diperlukan untuk titrasi ini adalah 2,1 mL

4

Bodrex (1,5 g) + 25 mL alkohol + H2SO4 5 mL +  20 mL KI, dikocok,dipanaskan,kemudian didinginkan, + KIO3 4 mL + 25 mL alkohol, kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.5H2O
Mula-mula larutan berwarna orange  dan setelah dipanaskan warna tetap dan setelah ditambah KIO3 berubah menjadi biru kehitaman. Kemudian dititrasi sehingga warna berubah kembali menjadi Orange, Volume yang diperlukan untuk titrasi ini adalah 2,5 mL

VI.   PERHITUNGAN & PEMBAHASAN



1)             PERHITUNGAN

A. Aspirin

Dari hasil pengamatan, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Berat Aspirin
NaOH 0,1 N yang diperlukan
1 gram
2 mL
1,5 gram
2,5 mL
Sedangkan diketahui bahwa 1 mL NaOH adalah setara dengan 0,01802 gram aspirin.
BE aspirin =180,2 gram/ekivalen
ek NaOH = ek aspirin
N x V = massa /BE
Massa = N x V x BE
Massa = 0,1 N  x VNaOH x 180,2 gram/ekivalen
Massa = VNaOH x 18,02 gram/L
Massa = VNaOH x 0,01802 gram/ekivalen


Percobaan Pertama
Karena volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi pertama adalah 2 mL, sedangkan massa tablet adalah 1 gram, maka:


Massa Aspirin dalam tablet           = V NaOH x 0,01802 gram/mL
            =  2 mL  x 0,01802 gram/mL
=  0,03604  gram
Sehingga kadar Aspirin adalah
Kadar Aspirin dalam 1 gram       = (Massa  Aspirin / 1 gram )x 100 %
=  (0,03604  gram / 1 gram )x 100 %
=  (0,03604) x 100%
=  3,604 %

Percobaan Kedua
Karena volume NaOH yang diperlukan dalam titrasi kedua adalah 2,5 mL, sedangkan massa tablet adalah 1,5 gram, maka:
Massa Aspirin dalam tablet           = V NaOH x 0,01802 gram/mL
            =  2,5 mL  x 0,01802 gram/mL
=  0,04505 gram

Sehingga kadar Aspirin  adalah
Kadar Aspirin dalam 1,5 gram    = (Massa  Aspirin / 1,5 gram )x 100 %
=  (0,04505 gram / 1,5 gram )x 100 %
=  0.0300333 x 100%
=  3,00333 %



dari 2 kali percobaan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut:


Kadar
Percobaan 1
3,604 %
Percobaan 2
3,00333 %
Rata-Rata
3,303 %
Standar Deviasi
0,424 %
Hasil Penelitian
(3,303 ± 0,424 ) %

Sehingga kadar daripada aspirin dalam tablet adalah (3,303 ± 0,424 ) %


B. Kafein
Dari hasil pengamatan dibuat tabel sebagai berikut :
Massa Tablet
Na2S2O3 0,1 N yang diperlukan
Iod yang diperlukan, mL
1 gram
2,1 mL
4 mL
1,5 gram
2,5 mL
4 mL
Sedangkan diketahui bahwa 1 mL I2 adalah setara dengan 0,00403 gram kafein.
Percobaan Pertama
Karena volume I2 yang diperlukan dalam titrasi pertama adalah 4 mL, sedangkan massa tablet adalah 1 gram, maka:
Massa Aspirin dalam 1 gram         = V I2 x 0,00403 gram/mL
             =  4 mL  x 0,00403 gram/mL
 =  0,01612 gram
Sehingga kadar kafein dalam tablet bodrex adalah
Kadar Aspirin dalam 1 gram       = (Massa  Aspirin / 1 gram  )x 100 %
=  (0,01612 gram / 1 gram) x 100 %
=  0,01612 x 100 %
=  1,612 %
Percobaan Kedua
Karena volume I2 yang diperlukan dalam titrasi kedua adalah 4 mL, sedangkan massa tablet adalah 1,5 gram, maka:
Massa Aspirin dalam tablet           = V I2 x 0,01802 gram/mL
             =  4 mL  x 0,00403 gram/mL
 =  0,01612 gram
Sehingga kadar kafein dalam tablet bodrex adalah
Kadar Aspirin dalam 1,5 gram     = (Massa  Aspirin / 1,5 gram )x 100 %
=  (0,01612 gram / 1,5 gram )x 100 %
=  0,01074  x 100 %
=  1,0746  %




Dari 2 kali percobaan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut:

Kadar
Percobaan 1
1,612 %
Percobaan 2
1,074 %
Rata-Rata
1,343 %
Standar Deviasi
0,379 %
Hasil Penelitian
(1,343 ± 0,379) %

Sehingga kadar daripada kafein dalam tablet adalah (1,343 ± 0,379) %.
2)                      PEMBAHASAN
·                                        ASPIRIN
Pada percobaan ini, yang pertama dilakukan adalah menggerus masing-masing tablet sebanyak 1 gram dan 1,5 gram dengan lumpang dan alu. Tablet harus dihaluskan terlebih dahulu agar lebih cepat larut dalam pelarut. Dalam hal ini pelarut yang digunakan yaitu alkohol karena sifatnya yang polar sehingga alkohol dapat melarutkan aspirin yang terkandung dalam obat yang diuji (kelarutan aspirin dalam alkohol lebih baik dari pada kelarutan aspirin dalam air). Selanjutnya membilas lumpang dan alu dengan alkohol agar tidak terdapat sisa  serbuk tablet. Kemudian serbuk tablet tersebut bersama alkohol dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan menggoyang-goyangkan selama 5 menit agar pelarutan menjadi homogen dan aspirin melarut sempurna.
Langkah selanjutnya yaitu memanaskan larutan sampai mendidih untuk mempercepat reaksi antara aspirin dan alkohol. Hal ini sesuai dengan prinsip laju reaksi karena peningkatan suhu berbanding lurus dengan kecepatan laju reaksi. dimana energy kinetik partikel semakin cepat bergerak dan lebih sering terjadinya tumbukan efektif. Disamping itu, pemanasan juga dapat mempercepat penguapan alkohol sehingga larutan menjadi lebih pekat. Setelah pemanasan kemudian dilakukan pengenceran dengan menambahkan 5 mL akuades.
Penambahan aquadest ke dalam larutan setelah pemanasan dilakukan untuk mengencerkan larutan, dan penambahan indikator PP yang bertujuan agar larutan mengalami perubahan warna ketika telah mencapai titik akhir titrasi pada saat titrasi yakni larutan berubah warna menjadi merah jambu. Fenolftalein tidak dapat larut dalam air tapi dapat larut dalam alkohol. Penambahan indicator diusahakan sedikit mungkin yaitu 2 tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen.
Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N karena NaOH merupakan larutan basa yang dapat menetralkan larutan aspirin yang bersifat asam karena tergolong asam karboksilat. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:







Warna larutan yang awalnya putih keruh berubah menjadi ungu saat penambahan 2 mL NaOH dan 2,5 mL NaOH . Proses perubahan warna ini dimana NaOH mula-mula bereaksi dengan aspirin, sampai akhirnya seluruh aspirin habis bereaksi dengan basa, maka kelebihan basa akan bereaksi dengan dengan indikator PP sehingga membentuk larutan berwarna merah muda yang menandakan tercapainya titik akhir titrasi.
Berikut adalah kandungan kadar aspirin berdasarkan kemasan dan berdasarkan perhitungan :
No.
Merk obat
Menurut Percobaan
Dalam Kemasan
Massa tablet (gram)
Kadar aspirin menurut perhitungan (%)
Kadar aspirin per tablet (mg)
Kadar aspirin per tablet (mg)
Kadar paracetamol per tablet (mg)
1.
Paramex
1
3,604
33,66
-
250
2.
Paramex
1,5
3,00333
45,05
-
250
Sedangkan menurut perhitungan semua obat mengandung aspirin. Adanya perbedaan kandungan aspirin pada  perhitungan ini disebabkan karena massa tablet yang berbeda jika dilihat dari kandungannya sampel obat tadi mengandung paracetamol.
Adapun larutan yang berubah warna menjadi ungu dimungkinkan parasetamol yang bereaksi dengan NaOH karena parasetamol juga bersifat asam sehingga seolah-olah terdapat aspirin di dalamnya hingga diperoleh kadarnya. Struktur parasetamol sebagai berikut:
parasetamol
Dalam penitrasian, indikator pp menyebabkan terdeteksinya larutan berwarna merah yang menunjukkan tepatnya titik akhir titrasi, dimana titran NaOH bereaksi dengan paracetamol yang bersifat asam sehingga yang terukur adalah kandungan paracetamol dalam sampel obat.   
Bila dibandingkan, kadar aspirin hasil percobaan berbeda dengan kadar aspirin yang tertera pada kemasan. Adanya ketidaksesuaian dapat disebabkan karena identifikasi yang dilakukan untuk menentukan kadar aspirin pada sample obat adalah secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan titrasi, jadi factor kesalahan dalam titrasi sangat menentukan dalam percobaan ini.
          Ketidaksesuaian antara kadar aspirin pada perhitungan dan kadar aspirin pada kemasan disebabkan oleh berbagai fator yaitu kesalahan pada penitrasian, kesalahan disini adalah perbedaan antara hasil dengan harga yang sebenarnya. kesalahan-kesalahan tersebut antara lain :
1.  Faktor orang atau individu yang melakukan titrasi
a)      Salah menghitung dalam menentukan titik akhir titrasi pada buret ataupun pembacaan skala untuk titran yang ditambahkan pada buret
b)      Memindahkan bahan yang diperiksa tidak kuantitatif
c)      Kurang teliti dalam melakukan proses titrasi misalnya proses penggoyangan buret
d)     Kesulitan atau kurang teliti dalam mengamati perubahan warna indikator sehingga titik akhir terlewati atau belum titik akhir
2.  Faktor zat atau bahan yang digunakan dalam titrasi
a)      Larutan standar yang digunakan yaitu NaOH masih belum tepat atau belum mengalami standarisasi sebelum melakukan percobaan misalnya kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan NaOH, seperti pada saat penimbangan
b)      Penambahan indicator yang terlalu banyak misalnya terlalu banyak meneteskan indikator pp
3.  Faktor  fasilitas yang digunakan dalam prosese titrasi
a)      Adanya kebocoran pada alat titrasi
b)      Kurang memadainya alat titrasi
c)      Terjadinya perubahan skala buret yang tidak konstan
4.  Factor metode analisa dalam proses titrasi
a)      Reaksi yang terjadi tidak sempurna atau timbul reaksi samping
b)      Terjadi kelarutan endapan
·      KAFEIN
Pada penentuan kadar kafein ini, perlakuan awalnya hampir sama dengan perlakuan pada penentuan kadar aspirin. Tablet obat yang mengandung kafein dilakukan penghalusan hingga berbentuk serbuk sehingga lebih cepat larut dalam pelarut karena luas permukaan bidang sentuh yang besar. Kemudian pembilasan lumpang alu dengan alkohol bertujuan agar serbuk tablet tidak tersisa di dalam lumpang, penambahan alkohol ini dimaksudkan agar serbuk kafein dapat larut dengan baik karena alkohol dan kafein bersifat relatif polar. Adapun perlakuan mengoyang-goyangkan larutan selama 10 menit agar diperoleh larutan yang homogen (serbuk kafein melarut semua).
 Penambahan  asam sulfat 20% dalam larutan bertujuan agar larutan dalam suasana asam, karena ekstraksi kafein ini menggunakan etanol yang lebih optimal dalam suasana asam. Sedangkan penambahan larutan iod bertujuan untuk mengadisi ikatan rangkap pada kafein sehingga memudahkan dalam mengetahui kadar atau konsentrasi kafein.
Kemudian mengocok larutan sehingga diperoleh larutan yang homogen, lalu mendiamkan larutan selama 10 menit untuk mengendapkan zat yang tidak diinginkan sehingga terpisah dari larutannya..
Kemudian larutan ditirasi dengan Na2S2O3 0,1 N untuk mereduksi I2 menjadi I-, reaksi yang terjadi adalah :
   I2 (aq)    +  2 S2O32-(aq)                   2 I-  +  S4O62-
                   Tiosulfat                              Tetrationat
 Penentuan kadar kafein dilakukan dengan mengukur jumlah I2, maka iodium tersebut direaksikan dengan ion tiosulfat yang akan mengubah iodium menjadi iodida. Berikut adalah kandungan kadar kafein berdasarkan kemasan dan berdasarkan perhitungan :


No.
Merk obat
Dalam Kemasan
Menurut Percobaan
Massa tablet (gram)
Kadar kafein pada kemasan
Kadar kafein menurut perhitungan (%)
Kadar kafein per tablet (mg)
1.
Bodrex
1
50 mg
1,16
16,12
2.
Bodrex
1,5
50 mg
1,0746
16,12
Kadar kafein tidak dapat ditentukan secara tepat . Hal ini disebabkan adanya perbedaan kadar kafein juga disebabkan adanya kesalahan titrasi yakni sebagai berikut:
1.    Faktor orang atau individu yang melakukan titrasi
a)      Salah menghitung dalam menentukan titik akhir titrasi pada buret ataupun pembacaan skala untuk titran yang ditambahkan pada buret
b)      Memindahkan bahan yang diperiksa tidak kuantitatif
c)      Kurang teliti dalam melakukan proses titrasi misalnya proses penggoyangan buret
d)     Kesulitan atau kurang teliti dalam mengamati perubahan warna indikator sehingga titik akhir terlewati atau belum titik akhir
2.  Faktor zat atau bahan yang digunakan dalam titrasi
3. Faktor  fasilitas yang digunakan dalam prosese titrasi
a)      Adanya kebocoran pada alat titrasi
b)      Kurang memadainya alat titrasi
c)      Terjadinya perubahan skala buret yang tidak konstan
4.  Factor metode analisa dalam proses titrasi
a)      Reaksi yang terjadi tidak sempurna atau timbul reaksi samping
b)      Terjadi kelarutan endapan

VII.          KESIMPULAN

1.      Kadar aspirin dalam tablet adalah (3,303 ± 0,424 ) %.
2.      Kadar Kafein dalam tablet bodrex (1,343 ± 0,379) %.


VIII.       DAFTAR PUSTAKA

Abudarin. 2002. Kimia Analisis II. Bahan Ajar. Palangkaraya: UNPAR
Ciptadi. 1999. Penuntun  Praktikum Kimia Organik. Palangkaraya: UNPAR
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Hart, Harold. 1999. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta : Erlangga
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:  Kalman Media Pusaka

IX.   LAMPIRAN

Fotocopy Laporan Sementara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM

  Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM Aksi nyata untuk bukti karya sangat penting dalam pelatihan mandiri karena dapat mengukur sejauh mana A...