Postingan Populer

Minggu, 26 Mei 2013

Potensial Elektroda Standar



Potensial Elektroda Standar

Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah DGL (Daya Geral Listrik) suatu sel yang terdiri dari elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ionnya dengan keaktifan satu dan elektroda hydrogen standar.

Sistem elektroda harus reversible secara termodinamika

Mn+ + ne ó M

IUPAC menetapkan untuk menggunakan potensial reduksi atau potensial elektroda

EMn+|M = E0 Mn+|M – (RT/nF). Ln (1/ aMn+)

EMn+|M = E0 Mn+|M – (RT/nF). Ln (1/ {Mn+})

Untuk sel:

a)     Pt, H2 | HCl (1M) || CuSO4 (1M) | Cu

E0sel = E0Cu - E0 H2
0,34 = E0Cu – 0
E0Cu = 0,34 V


b)     Pt, H2 | HCl (1M) || ZnSO4 (1M) | Zn

E0sel = E0Zn - E0 H2
-0,76 = E0Zn – 0
E0Zn = -0,76 V

Elektroda hidrogen digunakan sebagai standar dengan setengah-reaksi

½ H2 (1 atm) (g) ó H+ (aq) + e

dan ditetapkan potensial elektroda 0,000 V pada 25 0C. Dengan elektroda pembanding ini dapat diperoleh potensial elektroda lainnya yang sebagian tercantum dalam table potensial elektroda standar.

Potensial elektroda standar suatu logam adalah beda potensial antara elektroda hydrogen standar dengan setengah-sel yang terdapat logam tercelup dalam larutannya dengan konsentrasi 1 molar pada 25 0C atau dengan kata lain DGL sel.

Pt {H2 (g)} | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)
Pt, H2 (g) | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)


Contoh:
Suatu sel dengan diagram berikut,

Cd(s) | Cd2+ (1M) || H+ (1 M) | H2 (g), Pt
Mempunyai DGL 0,40 V.
a)     Tulis reaksi pada elektroda
b)     Tulis reaksi sel
c)     Hitung potensial elektroda standar dari Cd

Jawab:

a)         Anoda  :           Cd (s) à Cd2+ (aq) + 2 e
            Katoda            :           2H+ (aq) + 2 e à H2 (g)

b)         Reaksi sel adalah jumlah reaksi anoda dan reaksi katoda yaitu,
           
Cd(s) + 2H+ (aq) à Cd2+ (aq) + H2 (g)

d)      E0sel = E0Katoda - E0anoda

0,40 = E0 H2 - E0Cd
0,40 = 0 - E0Cd
E0Cd = - 0,40 V

KONVENSI

1.      Garis vertikal tunggal: pembatas antar muka fasa (padatan dan larutan)
Garus vertikal dobel: partisi berpori atau jembatan garam

Sel Daniell dapat dinyatakan dengan,

Zn(s) | Zn2+ (aq) || Cu2+ (aq) | Cu(s), à E0 = +1,10V
           
2.      Harga DGL menyatakan harga batas (untuk arus nol) dari (potensial listrik terminal KANAN) dikurangi  (potensial listrik terminal KIRI)]

E0sel = E0Kanan - E0Kiri
E0sel = E0Katoda - E0anoda
E0sel = E0Reduksi - E0Oksidasi

3.      Reaksi yang terjadi pada elektroda kiri ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang terjadi pada elektroda kanan ditulis sebagai reaksi reduksi

Reaksi sel = jumlah 2 reaksi setengah-sel ini:

Zn(s) + Cu2+ (aq) à Zn2+ (aq) + Cu (s)

Jika harga DGL, E0sel = + (positif), reaksi berlangsung dengan spontan ke kanan apabila sel dihubungkan.

4.   Jika menggunakan elektroda inert, misalnya untuk reaksi sel:
     
Fe3+ (aq) + I- (aq) à Fe2+ (aq) + ½ I2 (g)

      Maka sel dinyatakan sebagai berikut:
     
      Pt | 2 I- (aq), I2 (aq) || Fe3+ (aq), Fe2+ (aq) | Pt, à E0 = 0,24 V

5.   Potensial setengah sel Mn+ (aq) | M(s) adalah perbedaan potensial untuk sel
     
Pt, H2 (g) | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)

Untuk  setengah reaksi:

½ H2 + 1/n Mn+ à H+ + 1/n M

Potensial setengah sel Cl- (aq) | AgCl, Ag adalah perbedaan potensial sel:

Pt, H2 (g) | 2H+ (aq) || Cl- (aq) | AgCl, Ag

Dengan reaksi
½ H2 + AgCl à H+ + Cl-  + Ag





MANFAAT POTENSIAL ELEKTRODA

1) Membandingkan kekuatan relatif oksidator dan reduktor,

      Contoh:

      Li+ + e à Li (s)                                E0 = -3,15 V
     
      ………………………………………………

      ½ F2 (g) + e à F- (s)                       E0 = +2,87 V

      F2 adalah oksidator yang lebih kuat dibandingkan dengan Li+
      Li adalah reduktor yang lebih kuat dibandingkan dengan F-


2)           Menghitung DGL sel
DGL sel adalah selisih aljabar antara dua potensial elektroda
DGL standar sel = selisih potensial elektroda standar antara elektroda kanan (positif, katoda) dengan elektroda kiri (negative, anoda)
Contoh:

Zn(s) | Zn2+ (aq) || Cu2+ (aq) | Cu(s), à E0 = +1,10V

E0 sel  = E0 Cu2+/Cu - E0 Zn2+/Zn
E0 sel  = E0 Kanan - E0 Kiri
E0sel = E0Katoda - E0Anoda
E0 sel = 0,34 – (-0,76) = +1,1 V

3)                 Meramalkan apakah suatu reaksi berlangsung atau tidak menggunakan besaran termodinamika perubahan energi Gibs

G = - n F E

Suatu reaksi berlangsung spontan jika G < 0 atau E > 0

Contoh:

MnO4- + 8 H+ + 5 e à Mn2+ + 4 H2O,                   E0= +1,52 V

Fe3+ + e à Fe2+,                                                                    E0= +0,77 V

Reaksi sel:

MnO4- + 8 H+ + 5 Fe2+ à Mn2+ + + 5 Fe3+ + 4 H2O

E0 = +1,52 – (+0,77) = +0,75 V

Karena harga E0 positif naka reaksi berlangsung spontan ke KANAN.

PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU PADA NILAI POTENSIAL

1.         Untuk reaksi:

Mn+ (aq) + ne ó M (s)

            Jika konsentrasi Mn+ bertambah maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri, karena potensial elektroda menjadi makin positif (- berkurang harga negatifnya)

            Jika konsentrasi ion logam berkurang maka potensial elektroda berkurang harga positifnya

2.         SUHU:

            Potensial elektroda makin positif jika suhu bertambah dan sebaliknya

            Pengaruh konsentrasi dan suhu pada potensial elektroda ditunjukkan oleh persamaan NERNST.

Oksidant                    + n e              ó                   Reduktant
            (yang dioksidasi)                                                       (yang direduksi)

E = E0 – (RT/nF). ln ({oksidant}/{Reduktant})

            E = potensial elektroda dalam V
            E0 = potensial elektroda standar dalam V
            R = tetapan gas (8, 314 J/K.mol)
            T = suhu dalam K
F = tetapan Faraday (96500 coulomb)

Misalnya untuk sel dengan reaksi:

Zn(s) | Zn2+ (aq) || Cu2+ (aq) | Cu(s)

E = E0 – (RT/2F). ln [{Zn2+}/{Cu2+}]

Kadang-kadang ditulis:

E = E0 + (RT/2F). ln [{Cu2+}/{Zn2+}]



PERSAMAAN NERNST

Untuk reaksi redoks dengan persamaan umum:

aA + bB à cC + dD

Persamaan Nernst:

Esel = E0 sel - (RT/nF). ln [{C}c. {D}d / {A}a . {B}b ]

atau

Esel = E0 sel - (2,303RT/nF). log [{C}c. {D}d / {A}a . {B}b ]
Pada 298 K:

2,303RT/F = (2,303 x 8,314 x 298) / 96500 = 0,0591V

Sehingga

Esel = E0 sel - (0,0591/n). log ({C}c. {D}d / {A}a . {B}b )

Dengan menggunakan pers Nernst untuk sel dengan reaksi berikut,

Co + Ni2+ à Co2+ + Ni

Esel = E0 sel - (0,0591/n). log [{Co2+} / {Ni2+}]
Esel = 0,03  - (0,0591/2). log [{Co2+} / {Ni2+}]


Jika salah satu konsentrasi tidak sama dengan 1 M

a)         jika {Co2+} = 0,01 M dan {Ni2+} = 1 M
           
E = 0,03 - (0,0591/2). log [{Co2+} / {Ni2+}]
E = 0,03 - (0,0591/2). log [{0,01} / {1}]
E = 0,03 + 0,0591 = 0,08 volt


b)         jika {Co2+} = 0,1 M dan {Ni2+} = 0,01 M
           
E = 0,03 - (0,0591/2). log [{Co2+} / {Ni2+}]
E = 0,03 - (0,0591/2). log [{0,1} / {0,01}]
E = 0,03 - 0,0591 = -0,03 volt
           
Harga DGL negative, artinya reaksi yang terjadi adalah sebaliknya

Co2+ (1M) + Ni à Co + Ni2+ (0,01 M)

Contoh:
Untuk reaksi sel:

Zn + 2 H+  à Zn2+ + H2

E0 = +0,76 V

Jika  pH2 tetap pada 1 atm, berapa harga E0 sel jika

a) {Zn2+} = 0,01 M,                {H+} = 1 M
b) {Zn2+} = 1 M,                                 {H+} = 0,01 M

Jawab:

Esel = E0 sel - (0,0591/2). log [({Zn2+}.pH2) / {H+}2]


Esel = 0,76 - (0,0591/2). log [({Zn2+}) / {H+}2]

a)         Esel = 0,76 – (0,0591/2) log (0,01) = 0,819 V

b)         Esel  = 0,76 - (0,0591/2) log [1/(0,012)]
            Esel  = 0,76 - (0,0591/2) log (1 x 104)
            Esel  = 0,64 volt

Kesimpulan:
            Jika {Zn2+} berkurang maka Esel  bertambah
            Jika {H+} dikurangi maka Esel  berkurang


Contoh:
Hitung DGL sel di bawah ini pada 25 0C

Pt, H2 | HCl || AgCl, Ag

Jika tekanan gas hydrogen 1 atm dan konsentrasi asam klorida:
a) 0,1 M,         b) 0,01 M,       c) 0,001 M
dan DGL standar 0,223 V

Jawab:

Esel = E0 sel - (2,303RT/nF). log [{HCl} / (pH2)1/2]

Esel = 0,223 – 0,0591.log {HCl}

{HCl}
Esel  (V)
0,1 M
0,282
0,01 M
0,341
0,001 M
0,400


LATIHAN:

1.         Diketahui:
           
            Mg2+ + 2 e à Mg     E0 =-2,36 V
           
            Cu2+ + 2 e à Cu                   E0 = +0,34 V

Hitung DGL sel pada 25 0C jika {Mg2+} = 0,01 M dan {Cu2+} = 0,001 M

Jawab:

Esel  = +0,34 – (-2,36) = +2,70 V

Reaksi sel:
Mg + Cu2+ à Mg2+ + Cu

Esel  = E0 – (0,0591/2) . log [{Mg2+}/{Cu2+}]

Esel  = E0 – (0,0591/2) . log [{10-2}/{10-3}]

Esel  = E0 – (0,0591/2) . log 10

Esel  = E0 – 0,03 = +2,67 volt

2.         Perhatikan sel Daniell dengan reaksi
           
      Zn(s) + Cu2+ (aq) à Zn2+ (aq) + Cu (s)

      Zn2+ (aq) + 2e à Zn(s)                                            E0 = -0,76 V

      Cu2+ (aq) + 2e à Cu (s)                                          E0 = +0,34 V

a)       Pada keadaan standar

E0 sel = +0,34 – (-0,76) = +1,1 V
           
b)       Jika {Zn2+} = 0,1 M dan {Cu2+} = 0,01 M maka,

E0 sel = E0 – (0,0591/2) . log [{Zn2+}/{Cu2+}]

E0 sel = 1,10 – (0,0591/2) . log [{0,1}/{0,01}]

E0 sel = 1,10 – 0,03 = 1,07 V


SISTEM ELEKTRODA

1.                  Logam – ion logam
                    
            Zn2+(aZn2+ ) | Zn(s)
           
            Zn2+(aZn2+ ) +2e à Zn(s)

            E = E0Zn2+|Zn – (RT/2F).ln [aZn/aZn2+]
           
            E = E0Zn2+|Zn – (RT/2F).ln [1/aZn2+]

2.                  Elektroda gas bukan logam
            Contoh:
                    
            Elektroda hidrogen (baca sebelumnya)
                    
            H+(aH+)|H2 (pH2)|Pt

            H+(aH+) + e à 1/2 H2 (g, pH2)

            E = E0H+|H2 – (RT/F).ln [pH2/aH+]

            Elektroda klor:
                    
Cl- (aCl-)| Cl2 (pCl2) | Pt

            ½ Cl2 (g, pCl2) + e à Cl- (aCl-)

            E = E0 Cl2|Cl- – (RT/F). ln [aCl-/{pCl2}1/2]
                    
3.                  Elektroda Logam – Garam tak larut
Yang terpenting adalah elektroda reversibel dengan anion

Contoh:
AgCl(s) + e à Ag(s) + Cl- (aCl-)

E = E0AgCl | Ag – (RT/F). ln [{aAg.aCl-}/{aAgCl}]

E = E0AgCl | Ag – (RT/F). ln aCl-

Contoh:
Elektroda kalomel
           
Mg2Cl2 (s) + 2 e à 2 Hg(l) + 2Cl- (aCl-)
Ada 3 macam konsentrasi: 0,1 M; 1,0 M dan jenuh

Untuk menyusun elektroda yang reversibel terhadap suatu anion, yang diperlukan hanya memilih logam yang dapat membentuk garam yang tidak melarut dengan anion itu.

SO42-    :           SO42- (a) | PbSO4 | Pb(s)
Br-                   :           Br- (a) | AgBr (s) | Ag (s)
I-                      :           I- (a) | AgI(s) | Ag (s)

4.                  Elektroda Redoks:

Sn2+ (a), Sn4+ (a) | Pt
MnO4- (a), Mn2+ (a)| Pt
H2O2 (a), H2O | Pt

Contoh:

Fe3+ (a) + e Fe2+ (a)
E = E0 Fe(III)|Fe(II) – (RT/F). ln [aFe(III)/aFe(II)]


SEL KONSENTRASI

Padas sel konsentrasi digunakan dua elektroda yang sama, namun konsentrasi larutannya berbeda.

Zn | Zn2+ (0,001M) || Zn2+ (0,1 M) | Zn

Reaksi anoda  : Zn Zn2+ (0,001 M)
Reaksi katoda            : Zn2+ (0,1 M) Zn
Reaksi sel                   : Zn2+ (0,1 M) Zn2+ (0,001 M)

E          = E0 – (0,059/2) . log [0,001/0,1]

            = 0 + 0,059 = 0,059 V

Dalam sel terjadi suatu aksi spontan untuk menyamakan konsentrasi. Meskipun potensial standar dari sel adalah nol, tetapi terdapat potensial untuk menggerakkan aksi di atas.

Contoh:

Cu | Cu2+ (0,01 M) || Cu2+ (0,01 M) | Cu

E = E0 – (0,059/2) . log [0,01/0,1] = 0,0259 V


Contoh:
DGL sel:
Ag | Ag+ (x M) || Ag+ (1 M) | Ag

Yang diukur pada 298 K ialah 0,1 V. Hitung konsentrasi larutan Ag+ pada elektroda yang berperan sebagai anoda?

Jawab:
Oksidasi         : Ag Ag+ (x M) + e
Reduksi           : Ag+ (1 M) + e Ag
Reaksi sel       : Ag+ (1 M) Ag+ (x M)

E = - (RT/F). ln (x/1)

0,1 = - [(8,31).(298)/96500]. Ln x à 0,02 M

PENGUKURAN pH

Salah satu penggunaan terpenting dari sel volta adalah penentuan pH larutan. Meskipun elektroda standar untuk pengukuran pH adalah elektroda hydrogen, namun elektroda ini tidak praktis. Pada umumnya orang menggunakan elektroda kaca.

a)                 Elektroda kaca
Elektroda ini terdiri dari kaca berbentuk bola yang mengandung HCl 0,1 M dan di dalamnya terdapat elektroda perak/perak klorida.



Elektroda ini dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Jika dihubungkan dengan elektroda kalomel maka akan diperoleh diagram berikut,

Ag, AgCl | HCl (0,1 M) | gelas | larutan || elek. Kalomel

Potensial elektroda gelas bergantung pH larutan
E (gelas) = E0 (gelas) + [(2,303.RT)/F].Ph

 

ELEKTRODA HIDROGEN

Potensial elektroda bergantung pada pH larutan. Jika suatu sel potensial menggunakan salah satu elektroda adalah elektroda standard dan yang lainnya bukan standar, sedang elektroda standar adalah katoda, maka

Anoda              : ½ H2 (g) H+ (std) + e
Katoda            : H+ (std) + e ½ H2 (g)

Reaksi sel       : ½ H2 (g) + H+ (std) H+ (std) + ½ H2 (g)

E sel = E0 sel – (0,059/1). log [({H+}.pH21/2)/({H+}.pH2)]

Jika pH2 pada kedua elektroda 1 atm dan menurut perjanjian {H+} std =1, sedangkan
E0sel = 0, maka

E sel    = -0,059 .  log {H+} = 0,059 pH

Pada pH = 4,  E sel = 0,059 x 4 = 0,236
Pada pH = 6,  E sel = 0,059 x 6 = 0,354
Suatu elektroda hidrogen dengan pH2 = 1 dihubungkan dengan elektroda kalomel standar yang setengah-reaksinya.

Hg2Cl2 (s) + 2e 2Hg(l) + 2Cl-,    E0 = 0,242 V

Jika DGL sel 0,8 V hitung pH larutan di sekitar elektroda hydrogen yang dicelupkan ke dalam suatu larutan netral.

Jawab:
Hg2Cl2 (s) + H2(g) 2Hg(l) + 2Cl- + 2H+

E0sel = 0,242 V

E sel    = E0sel + 0,059.pH
0,8                   = 0,242 + 0,059.pH
pH                   = (0,8 – 0,242)/0,059 = 9,5

Jika elektroda hydrogen dicelupkan ke dalam larutan netral (pH = 7)

E sel = 0,242 + (0,059) x 7) = 0,65 V
Contoh:
Diketahui reaksi suatu sel seperti tersebut di bawah.

Cu2+ + 2 e Cu(s)               E0 = 0,34 V
Cu2+ (1 M) + H2 (g) (1 M) Cu (s) + 2H+ (? M)

Hitung pH larutan di ruang anoda, jika E sel = 0,48 V.

Jawab:
E = E0 sel – (0,059/2).log [{H+}2/({Cu2+}.pH2)
E0 sel = E0 Cu - E0 H2
                        = 0,34 – 0 = 0,34 V
E                      = 0,34 – (0,059/2). Log {H+}2
                        = 0,34 – 0,059.log {H+}
0,48     = 0,34 – 0,059.log {H+}
– 0,059.log {H+} = 0,48 – 0,34
-log {H+}        = (0,48-0,34)/0,059
pH                               = 2,4

Contoh:
Diketahui suatu sel volta yang terdiri dari elektroda seng dan elektroda hydrogen.

Zn2+ (aq) + 2e Zn (s)                    E0 sel = -0,76 V
2H+ (aq) + 2e H2 (g)                    E0 sel = 0 V

Jika potensial sel ini 0,46 V pada 25 0C dan {Zn2+} = 1 M, pH2 = 1 atm, hitung pH larutan di sekitar elektroda hydrogen.

Jawab:
Zn (s) + 2H+ (aq) Zn2+ (aq) + H2 (g)

E0 sel = 0 – (-0,76) = 0,76 V
E = E0 – (0,059/2).log [({Zn2+}.pH2)/{H+}2]
0,46 = 0,76 - (0,059/2).log [1/{H+}2]
0,46 = 0,76 + 0,059.log {H+}
Log {H+}         = (0,46-0,76)/0,059 = -5
pH                               = -Log {H+} = 5

 
DGL DAN ENERGI BEBAS

Energi listrik yang dihasilkan oleh sel Galvani / sel Volta adalah sama dengan pengurangan energi bebas.





Contoh:

Zn | Zn2+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu    E0 = 1,1 V

G0     = - (2) (96500) (1,1) joule
                        = 212.300 J = 212,3 kJ

Harga G0 negatif menunjukkan bahwa reaksi sel di atas:
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
berlangsung secara spontan.

Dapat disimpulkan bahwa suatu reaksi redoks yang mempunyai DGL sel positif (mempunyai G negative), akan berlangsung secara spontan.

Contoh:
Hitung perubahan energy bebas standar untuk reaksi,

I2 + Cl- + 2OH- 2I- + ClO- + H2O

Diketahui:
E0 (I2|I) = 0,535 V,     E0 (ClO-|Cl-) = 0,89 V

Jawab:
E0 sel = 0,535 – 0,89 = -0,5355 volt
G0 = -nFE0 = -2 x 96500 x (-0,355) = 685,15 kJ

Harga E0 sel yang negatif energy bebas positif
Menunjukkan bahwa reaksi diatas tidak berlangsung secara spontan.

Contoh:
DGL sel:
Zn|ZnCl2 (0,05)||AgCl (s), Ag
Adalah 1,015 volt pada suhu 298 K
a)                 Tulis reaksi sel
b)                 Hitung energy bebas

Jawab:
a)                 Reaksi anoda  : Zn ZN2+ + 2e
Reaksi katoda            : 2 AgCl(s) + 2e 2Ag + 2Cl-
Reaksi sel                   : Zn + 2AgCl(s)   2Ag + Zn2+ + 2Cl-
b)         G      = -nFE
                                    = -2 x 1,015 x 96500
                                    = -195.900 J/mol
                                    = -195,9 kJ/mol


Contoh:
Tunjukkan apakah logam Ni dapat mereduksi

a)             Zn2+ menjadi Zn
b)             Fe3+ menjadi Fe2+

Ni2+ + 2e Ni                      E0 = -0,25 volt
Zn2+ + 2e Zn                     E0 = -0,76 volt
Fe2+ + 2e Fe                     E0 = +0,77 volt




Contoh:
Dari data:

2ClO- + 2H2O + 2e à Cl2 + 4OH-,            E0 = 0,4 V
Cl2 + 2e à 2Cl,                                                                    E0 = +1,36 V

Tunjukkan apakah Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi dalam larutan basa.

Jawab:

Jika Cl2 mengalami disproporsionasi, maka reaksinya:

Cl2 + 2 OH- à Cl- + ClO- + H2O

E0 = +1,36 – (+0,40) = +0,96 volt
E0 > 0 ….à reaksi berlangsung spontan


DIAGRAM LATIMER

Dengan menggabungkan 2 setengah-reaksi dapat menghitung E0 untuk reaksi lain





Berapa E0 untuk reaksi:


E0 dapat diperoleh dari reaksi berikut:


E0
n
nE0
1,51
5
7,55
1,23
2
2,46
?
3
5,09
E0 = =1,70 volt




Perhitungan dengan diagram Latimer:

 


 





      

           


Contoh:

Fe3+ + e à Fe2+                                = 0,77 V
Fe2+ + 2e à Fe                                 = 0,47 V
Fe3+ + 3e à Fe                                 = ?


                                                                        E0                    n                      nE0
Fe3+ + 3e à Fe                                        3                      3         
Fe2+ + 2e à Fe                    0,47     2                      0,94
Fe3+ + e à Fe2+                   0,77     1                      0,77


Dengan diagram Latimer,


 







HUBUNGAN ANTARA E0 dengan DAN K



             


                              
                          
                    

Reaksi ke kanan
K
E0
Spontan
-
>1
+
Kesetimbangan
0
1
0
Tidak spontan
+
<1
-

Contoh:

Cd|Cd2+ || Cu2+|Cu

                 

Hitung  dan K!


JAWAB:
E0 sel = 0,34 – (-0,40) = 0,74 volt
=-nF E0 = -(2)(96500)(0,74) = -142820 J
            = -142,8 kJ

                    

                 K = 1025

Contoh:

Hitung E0,  dan K untuk:
Cu|Cu2+ || Cl- | Cl2 (g), Pt

 V,                    V,


Tulis reaksi sel:
Anoda              : ½ Cu(s) à ½ Cu2+ + e
Katoda            : ½ Cl2 (g) + e à Cl-

Reaksi sel       : ½ Cu(s) + ½ Cl2 (g) à ½ Cu2+ + Cl-

E0 sel = 1,36 – 0,34 = 1,02 volt
        = -nF E0 = - (1) (9500)(1,02)
                        = -98,43 joule

   à K   = 1017,3

Contoh:

Diketahui potensial standar (E0 )
Fe3+| Fe2+       = 0,76 V
½ I2 | I-           = 0,54 V

Hitung  dan K pada 25 0C untuk reaksi:

FeI3 Û FeI2 + ½ I2

Jawab:

E0                    = 0,76 – (0,54) = 0,22 V
        = -1 x 96500 x 0,22
                        = -21,2 kJ/mol

        = -RT.ln K
-0,22 x 96500 = -8,314 x 298 x ln K

K = 5,3 x 103





POTENSIAL ELEKTRODA DAN
TETAPAN KESETIMBANGAN

Tetapan kesetimbangan suatu reaksi  kesetimbangan misalnya,

Cu(s) + 2 Ag+ (aq) ó Cu2+(aq) + 2Ag(s)

Dapat diukur dengan mengukur DGL sederetan sel yang ion tembaga dibuat tetap yaitu 1,0 mol/L, sedangkan konsentrasi ion perak diubah-ubah.

Misalnya diperoleh data berikut:

E/V                              0,23     0,25     0,28     0,31     0,34
{Ag+}mol/L     10-4      3.10-4   10-3      3.10-3   10-2

Diketahui:
Cu2+ + 2 e à Cu                               E0 = 0,34 volt

Sesuai dengan hukum Nernst,


Konsentrasi ion Ag pada keadaan kesetimbangan dapat diperoleh dengan cara mengalurkan log{Ag+} terhadap DGL sel.

Dalam hal ini tidak perlu menghitung potensial elektroda setiap setengah-sel perak, karena setengah-sel tembaga tidak berubah.

EAg = E0 sel + 0,34 V
(selisih antara EAg dan E0 sel tetap yaitu 0,34 V)

E0 /V                            0,23     0,25     0,28     0,31     0,34
log{Ag+}                     -4,0      -3,52    -3,0      -2,52    -2,0


Titik dimana DGL sel = 0, yaitu pada konsentrasi ion perak berada dalam keadaan kesetimbangan dengan {Cu2+} = 1 M

Dari gambar diperoleh:

Log {Ag+} (aq) = 8.1

{Ag+} = 7,9 x 10-9


Kc        = 1,6 x 1016

LATIHAN SOAL:

1.         Reaksi suatu sel pada 25 oC sbb:
½ Pb (s) + Ag+ (1M) à ½ Pb2+(1M) + Ag(s)

E0 Pb2+|Pb = -0,1260 V
E0 Ag+|Ag = +0,7991 V

a)                 Tulis diagram sel
b)                 Hitung DGL sel
c)                 Hitung energi bebas

2.         Diketahui suatu reaksi kesetimbangan pada 25 oC
O2(g) + 4H+ (aq) + 4Fe2+ (aq) à 4Fe3+ (aq) + 2H­2O (l)

Tentukan tetapan kesetimbangan reaksi ini jika diketahui:

O2(g) + 4H+ (aq) +4e à 2H­2O (l), E0= 1,23 V
Fe3+ (aq) + e à Fe2+ (aq),  E0= 0,77 V



3.         Suatu sel Daniell yang terdiri dari elektroda Zn dan Cu, masing-masing dicelupkan ke dalam larutan Zn2+ 0,05 M dan larutan Cu2+ 5,0 M

Zn2+ (aq) + 2e à Zn(s)        E0= -0,76 V
Cu2 (aq) + 2e à Cu(s)         E0= 0,34 V

5.                  Berapakah DGL sel di bawah ini (pd 25 oC)?
Cu|Cu2+ (a=0,8) || Fe2+ (a=5), Fe3+ (a=0,2) |Pt

E0 Cu2+|Cu = 0,34V   E0 Fe3+| Fe2+ = 0,77V

6.                  Berapa harga tetapan kesetimbangan K, pada 25 oC bagi reaksi ion di bawah ini?
Hg2+ + Fe2+ à Hg+ + Fe3+

7.                  Reaksi suatu sel adalah:
Pb2+ + Sn à Pb + Sn2+

Hitung E0 sel !
SEL VOLTA

Ada 2 macam sel yang bekerja berdasar prinsip Galvani dan prinsip Volta.

·                   Tahun 1797 Luigi Galvani menemukan bahwa listrik dapat dihasilkan oleh reaksi kimia
·                   Tahun 1800 Allesandro Volta membuat sel praktis pertama menghasilkan listrik berdasarkan reaksi kimia

1.                  Sel Primer:
jika salah satu komponen habis terpakai tidak dapat mengubah kembali hasil reaksi menjadi pereaksi

2.                  Sel Sekunder:
Disebut “Sel PENYIMPAN”, reaksi sel bersifat reversible.




Contoh sel Primer:

1.            Sel Daniel:
Reaksi sel: Zn + Cu2+ à Zn2+ + Cu

2. Sel Konsentrasi:
         Ag | Ag+ (0,05 M) || Ag+ (0,5 M) | Ag

         Reaksi anoda: Ag + Ag+ (0,05 M) + e
         Reaksi katoda: Ag+ (0,5 M) + e à Ag+

3. Sel Ion dengan bilok yang berubah-ubah

(a)                    Pt | Fe2+ (x M), Fe3+ (y M) ||
Ce4+ (w M), Ce3+ (z M) | Pt

         (b)          Pt | Fe2+ (x M), H2SO4 ||
                        MnO4- (y M), H2SO4 | Pt

         Reaksi anoda: Fe2+ à Fe3+ + e
         Reaksi katoda: MnO4- + 8H+ + 5e à Mn2+ + 4H2O
         Reaksi sel: 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ à 5 Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

4.      Sel Kering (Sel Leclanche)
         Zn: MnO2, NH4Cl, ZnCl2 (pasta): C (grafit)

         Reaksi anoda: Zn à Zn2+ + 2e
         Reaksi katoda:
(a)              2NH4+ + 2e à 2NH3 + H2 (g)
(b)              H2 (g) + 2MnO2 (s) à Mn2O3(g) + H2O

Reaksi sel: Zn(s) + 2NH4+ + 2MnO2(s) à
Zn2+ + 2NH3 + Mn2O3 + H2O

Zn(s) + 2NH4+ + 2NH3 + 2MnO2(s) à
Zn(NH3)42+ + Mn2O3 + H2O

8.            Sel Bervoltase-tetap
         Cd | Cd2+ (jenuh), CdSO­4 (s) || Hg22+ (jenuh), HgSO4 | Hg

         Reaksi anoda: Cd à Cd2+ + 2e
         Reaksi katoda: Hg22+ + 2e à 2Hg
        
         Reaksi sel: Cd + Hg22+à Cd2+ + 2Hg

SEL PENYIMPAN:

1.            Sel Penyimpan Timbal (Aki)
Pb | H2SO4 (bj ± 1,30) | PbO2

Reaksi anoda:
Pb(s) + HSO4- à PbSO4 + H+ + 2e

Reaksi katoda:
PbO2(s) + HSO4- + 3H+ + 2e à 2PbSO4 (s) + 2H2O

Reaks sel:
Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4- 2H+ à 2PbSO4 (s) + 2H2O

Pada ‘pengisian’ aki:
2PbSO4 (s) + 2H2O + energi listrik à
               Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4- 2H+

2.      Sel Edison
         Fe | KOH (20%; sedikit LiOH) || Ni2O3.x2O(s)
        
         Sel anoda: Fe(s) + 2OH- à Fe(OH)2 (s) + 2e
         Sel katoda: Ni2O3(s)+ 3H­2O + 2e à Ni(OH)2(s)+2OH-
         Sel reaksi:
         Fe(s)+ Ni2O3(s)+ 3H­2O à Fe(OH)2+ Ni(OH)2(s)
3.      Sel NiCad (Nickel-Cadmium)
         Cd | KOH (20%) || Ni2O3.x2O(s)

Reaksi anoda:
Cd + 2OH- à Cd(OH)2+2e
Reaksi katoda:
Ni2O3(s)+ 3H­2O + 2e à 2Ni(OH)2(s)+2OH-

Reaksi sel:
         Cd(s)+ Ni2O3(s)+ 3H­2O à Cd(OH)2+ 2Ni(OH)2(s)

4.      Sel Bahan Bakar
Suatu sel Galvani dimana selalu tersedia pereaksi yang dialirkan ke elektroda sehingga sel selalu bekerja secara kontinyu.

Sel Bacon terdiri dari anoda nekel dan katoda nekel, nekel oksida-dengan elektrolit larutan KOH. Elektroda tersebut berpori dan gas berdifusi sehingga bersentuhan dengan elektroda.

Reaksi anoda: 2H2 + 4OH- à 4H2O + 4e
Reaksi katoda: O2 +2H2O + 4e à 4OH-

Reaksi sel: 2H2 + O2 à 2H2O           E0 sel= 1V

5.      Sel Merkuri
         Reaksi anoda: Zn + 2OH- à ZnO + H2O + 2e
         Reaksi katoda: HgO + H2O + 2e à Hg + 2OH-

         Reaksi sel: Zn + HgO à ZnO + Hg



ELEKTROLISIS

Alat elektrolisis terdiri dari:
1.sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau leburan) dan
2.2 elektroda, anoda dan katoda

KRAO = Katode – Reduksi, Anoda – Oksidasi

Dari data potensial elektroda dapat dilihat kecenderungan berlangsungnya kedua proses di bawah ini.

Mn+ + ne à M
X2 + 2e à 2 X
Reaksi dengan harga potensial elektroda LEBIH POSITIF akan LEBIH MUDAH TERJADI.

Misal dalam larutan yang mengandung ion Cu2+ dan ion Ag+ dengan konsentrasi yang sama, ion yang lebih dahulu mengalami reduksi adalah ion Ag+ .
            Ag+(aq) + e à Ag(s)                                    E0 = +0,80 V
            Cu2+ (aq) + 2e à Cu(s)                   E0 = +0,34 V

Oleh karena pada pembentukan ion negative adalah kebalikan dari pembentukan ion positif, maka reaksi oksidasi yang mudah terjadi adalah yang mempunyai potensial elektroda ion negative.
I2 (aq) + 2e à 2 I- (aq)                                E0 = +0,54 V
Cl2 (aq) + 2e à 2 Cl- (aq)               E0 = +0,36 V

Jadi, jika dlm larutan terdapat ion Cl- dan ion I-, maka I- yang lebih dahulu mengalami oksidasi.

Dlm larutan air, air dapat mengalami oksidasi di anoda dan mengalami reduksi di katoda.

Anoda:            H2O à 2H+  + ½ O2 + 2e
Katoda:           H2O + e à ½ H2 + OH- 

Perhatikan potensial elektroda berikut:    
            Na+ (aq) + e à Na(s)                                                                      E0 = -2,71 V
            H2O + e à ½ H2 (g) + OH- (aq)                             E0 = +0,5 V
Oleh karena itu pada elektrolisis larutan terbentuk oksigen.

Demikian halnya, jika mengelektrolisis larutan fluoride, pada anoda air mengalami oksidasi

            2 H+  + ½ O2 + 2e à H2O                                                   E0 = +1,23 V
            F2 + 2e à 2 F                                                                                   E0 = +2,87 V

Faktor yang menentukan Kimia Elektrolisis.
1.      Konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda
         Contoh:
a)                 Larutan NaCl pekat
Reaksi anoda (+)                               2Cl-  à Cl2 (g) + 2e
Reaksi katoda (-)                               2H2O + 2e à H2  (g) + 2 OH-
Elektrolisis
Reaksi sel                                           2Cl- +2H2O à Cl2 (g) + H2  (g) + 2OH- 

b)                 Larutan NaCl yang sangat encer
Reaksi anoda (+)          2H2O à O2 (g) + 4H+ + 4e
Reaksi katoda (-)          2H2O + 2e à H2 (g) + 2OH-
Elektrolisis
Reaksi sel                                  6H2O à 2H2 (g) + O2 (g) + 4 H+  + 4 OH-   

2.      Komposisi Kimia Elektroda yang berbeda
         a)         elektroda inert (tak aktif)
                     contoh: elektrolisis larutan Na2SO4
                     reaksi anoda (+)           2H2O à O2  (g) + 4H+  + 4e
                     reaksi katoda    (-)       2H2O + 2e à H2 (g) + 2OH- 
                     elektrolisis
                     reaksi sel                      6H2O à 2H2 (g) + O2 (g) + 4H+  +4OH- 

c)                 elektroda tidak inert (bukan Pt atau Cl- )
contoh: 
elektrolisis larutan CuSO4 dengan Cu sebagai anoda
reaksi anoda     (+)                  Cu à Cu2+  + 2e
reaksi katoda (-)                       Cu2+  + 2e à Cu


Hasil elektrolisis dapat disimpulkan sbb:
1.                  Reaksi pd katoda (katoda tidak berperan)
a)            K + Ca 2+   Na 2+   Mg 2+  
               2H2O + 2e à 2OH-  +H2  (g)
b)            H+  dari asam
               2H+  + 2e à H2 (g)
c)            Cu2+   + 2e à Cu
        
2.                  Reaksi pada anoda
1)                 anoda inert
a)            OH-  (basa)
               4OH-  à 2H2O + O2 (g) + 4e
b)            Cl- , Br -, I -
               2Cl-  à Cl2  (g) + 2e
c)            sisa asam yg lain, misalnya SO42-
               2H2O à 4H+  + O2 (g) + 4e
2)                 Anoda tidak inert (bukan Pt atau C)




ELEKTROLISIS DAN ASPEK KUANTITATIF

Michael Faraday berhasil menemukan aspek kuantitatif dari elektrolisis.

Hukum Faraday:
Jumlah mol zat yang dioksidasi atau direduksi pada suatu elektroda adalah sama dengan jumlah mol electron yang melalui elektroda tersebut dibagi dengan jumlah electron yang terlibat dalam reaksi pada elektroda untuk setiap ion atau molekul zat.

Perhatikan reaksi elektroda,
Ag +  (aq) + e à Ag(s)
Cu2+  (aq) + 2e à Cu(s)
Al3+ (aq) + 3e à Al(s) 
2Cl-  (aq) à Cl2  (g) + 2e
4OH-  (aq) à 2H2O (l) + O2  (g) + 4e

maknanya:
1 mol electron akan mereduksi dan mengendapkan 1 mol Ag+  atau 0,5 mol Cu2+   atau 0, 333 mol Al3+  

pada oksidasi 2 mol Cl-  menjadi 1 mol Cl2, melepaskan 2 mol electron

pada oksidasi 4 mol OH-  menghasilkan 2 mol air dan 1 mol O2  (g), melepaskan 4 mol electron.

Muatan 1 mol electron = 6,0229 x 1023 x 1,6021 x 10-19 = 96489 coulomb (~ 96500 coulomb)

1 Faraday = 96489 coulomb (~ 96500 coulomb)

Jadi besarnya listrik yang diperlukan untuk mereduksi Ag +, Cu +, dan Al3+   berturut-turut 1 Faraday, 2 Faraday dan 3 Faraday.

Perubahan massa zat yang terjadi dapat diungkapkan dengan rumus,

M = massa (gram)
Q = jumlah listrik (coulomb) = i . t
i        = besarnya arus listrik amper)
t        = waktu (detik)
A/n = massa ekivalen
A = massa atom (massa molekul) relative
n = perubahan bilok
F = Faraday, 96500 coulomb

Jadi:            1 Faraday = jumlah listrik yang diperlukan untuk perubahan zat sebanyak 1 ekivalen zat pada elektroda

Contoh elektrolisis:

Elektrolit
Elektroda
Reaksi
NaCl (l)
Anoda: C
Katoda: baja
2Cl-  à Cl2  + 2e
2Na  +  + 2e à 2Na
NaCl (aq)
Encer
Anoda: baja
Katoda: baja
H2O à 2H+ +1/2O2 + 2e
2(H2O+eà1/2H2 +OH-)
NaCl(aq)
Pekat
Anoda: C
Katoda: baja
2Cl- à Cl2 + 2e
2(H2O+eà1/2H2 +OH-)
NaOH (aq)
Anoda: C
Katoda: C
4OH- à2H2O +O2 +4e
4(H2O+eà1/2H2 +OH-)
H2SO4 (aq)
Anoda: Pt
Katoda: Pt
H2Oà2H+ +1/2O2 + 2e
2H+ + 2eàH2 
CuSO4 (aq)
Anoda: C
Katoda: C
H2Oà2H+ +1/2O2 + 2e
Cu2+  + 2e à Cu
CuSO4 (aq)
Anoda: Cu
Katoda: Cu
Cu à Cu2+  + 2e
Cu2+  + 2e à Cu
Al2O3 dalam Na3AlF6
Anod: C
Katoda: Al
3(2O2- à O2  + 4e)
4(Al3++ 3e à Al)

Contoh perhitungan:
Berapa gram klor yang dihasilkan pada elektrolisis leburan NaCl dengan arus 1 amper selama 15 menit.

Jawab:
1 amper selama 15 menit = 1 x `15 x 60 = 900 C

ingat:
1 F = 96500 C
jadi 900 C = 900/96500 = 0,00933 F

ingat:
1 F = 1 ekivalen zat
1 ekivalen = A/n

1 F = 70 (Mr Cl2 ) / 2 (perub. bilok) = 35,5 gram Cl2    

jadi
untuk 0,00933 F = 0,00933 x 35,5 = 0,331 gram Cl2 
RUMUS:     
Dalam suatu industri pengolahan magnesium secara elektrolisis dihasilkan 50 kg magnesium per jam. Hitung arus listrik yang diperlukan!

Jawab:
Mol = 50 kg Mg = 50000/24,3 = 2057,6 mol Mg

Dalam setiap detik dihasilkan:
 mol Mg

1 mol Mg = 2 F -------------- 1 ekivalen = (1/n) mol

jadi
0,57 mol Mg = 2 x 0,57 F = 1,14 F
1,14 F = 1,14 x 96500 C = 110010 C


contoh:
Dengan arus 12,0 amper air dihidrolisis selama 1,5 jam. Hitung gas (STP) yang dihasilkan pada masing-masing elektroda.


Jawab:
Reaksi pada anoda     : 2 H2O à O2  +4H+  + 4e
Reaksi pada katoda   : 2 H2O + 2e à H2  + 2OH- 

Q = 12 amper selama 1, jam = 12 x 90 x 60 = 64800 C

1 F = 96500 C
jadi
64800 C = 64800/96500 = 0,672 F

pada anoda dihasilkan = (0,672/4 ) mol O2  = 3,76 L O2  
pada katoda dihasilkan = (0,672/2) mol H2  = 7,52 L H2

Ingat :

Mol =
Vol = mol x 22,4 L (keadaan STP)

Contoh latihan:
Air dielektrolisis dengan menggunakan arus sebesar 500 miliamper selama 1 jam.
a)                 tulis reaksi-reaksi pada elektroda
b)                 hitung jumlah oksigen dan hydrogen yang dihasilkan pada masing-masing elektroda
Pada elektrolisis larutan CuSO4 yang menggunakan elektroda Pt terbentuk endapan logam Cu sebanyak 3,175 gram pada katoda. Hitung volume gas yang terjadi pada anoda, jika diukur pada keadaan dimana 5 dm3 gas N2 massanya 7 gram.
(Ar Cu = 63,5;                       N = 14)

Jawab:
Reaksi anoda:            2H2O à O2 + 4H+ + 4e
Reaksi katoda:           2Cu2+ + 4e à 2Cu

3,175 g Cu = mol Cu
mol Cu ~ mol O2

7 gram N2                           = 7/28             = ¼ mol N2
Volume 1 mol N2                    = 4 x 5 dm3 = 20 dm3
Volume 1 mol O2                    = volume 1mol N2 = 20 dm3
Volume N2                  = 20 dm3
Volume 1/40 mol O2   = 1/40 x 20 dm3
                                                                        = 0,5 dm3



EFISIENSI ARUS

Pada elektrolisis untuk mengendapkan logam dari larutan asam, 90 % arus digunakan untuk mengendapkan logam, dan 10 % arus untuk menghasilkan hydrogen. Efisiensi arus untuk pengendapan logam adalah 90%, sedangkan untuk hydrogen 10%.

Contoh:
Dari wadah elektrolisis larutan tembaga(II) sulfat logam Cu sebanyak 0,175 kg diendapkan jika dialiri listrik sebanyak 550.000 C. Hitung efisiensi arus dalam proses pengendapan logam ini.


Jawab:

=531.555 C
Efisiensi Arus=

Contoh:
Pada peleburan aluminium, Al2O3, dilarutkan dalam leburan aluminium fluoride kemudian dielektrolisis dalam sel yang mengandung elektroda karbon. Dengan listrik sebanyak 1,25 x 108 C diperoleh 9 kg Al.

Jawab:

=9,65 x 107 C
Efisiensi Arus=

Contoh:
250 ml NaCl dielektrolisis selama 30 menit dengan arus sebesar 0,200 amper. Hitung konsentrasi OH- dalam larutan.

Jawab:

2 H2O + 2e à H2  (g) + 2OH- 

Untuk menghasilkan 2 mol OH-  diperlukan 2 mol electron atau 2 Faraday electron.

1 Faraday = 96500 coulomb = 1 mol

Jumlah listrik=  Faraday
Akan menghasilkan 3,73 x 10-3 mol OH-  / 250 mL
Atau 1,43 x 10-2 mol/liter
Konsentrasi OH-  = 1,49 x 10-2 M.


KOROSI

Peristiwa korosi logam dapat dijelaskan dengan elektrokimia. Berbagai proses elektroda memerlukan potensial elektroda yang lebih besar dari perhitungan. Potensial tambahan ini disebut “over voltage”. Besi berkarat karena terbentuk F2O3.nH2O.

Setengah reaksi yang terjadi adalah:

Fe à Fe2+   + 2e
½ O2  + H2O + 2e à 2 OH- 

Akan tetapi disebabkan oleh overvoltage setengah-reaksi yang kedua hanya terjadi pada bagian yang tidak murni atau bagian yang cacat di permukaan besi.

Mekanisme korosi dapat ditulis sebagai berikut:

1. Oksidasi besi                                 Fe(s) à Fe2+ (aq) + 2e
2. Reduksi oksigen                 ½O2 (g) + H2O(l) +2e à 2OH-(aq)
3. Pengendapan besi(II)
      hidroksida:                                   Fe2+(aq)+2OH-(aq)à Fe(OH)2 (s)
4. Pembentukan karat                                   Fe(OH) (s) + ½ O2 (g) + (x-1) H2O (l)ó ½F2O3.xH2O  
Reaksi total Fe(s) + ¾ O2 (g) + x H2O (l) à
                                                                        ½F2O3.xH2O
                                                                        jika x 2           
                                                                        2Fe(s) + 1,5 O2 (g) + n H2O (l) à
                                                                        F2O3.nH2O

Salah satu cara mencegah korosi besi adalah proteksi katodik. Misalnya, batang seng atau magnesium ditanam dekat pipa besi kemudian dihubungkan dengan pipa yang akan dilindungi dari korosi.

Dalam hal ini pipa besi bertindak sebagai katoda dan logam seng yang mempunyai potensial elektroda lebih negative akan mengalami oksidasi, sehingga pipa besi dapat terlindung dari korosi.

Prinsip:
Elektroda yang lebih negative (-) akan dioksidasi (+)
Elektroda yang lebih positif (+) akan direduksi (-)


Beberapa cara untuk mengurangi laju korosi besi ialah:
1.          Mengontrol atmosfirà mengurangi konsentrasi O2  dan H2  pd permukaan besi
2.          Mengecatà menutupi permukaan besi
3.          Melapisi dengan minyak/gemukà menutupi permukaan besi
4.          Galvaniserà melapisi besi dengan seng (seng atap)
5.          Sepuh (melapisi) nekel dan kromiumà menutupi permukaan besi
6.          “Sherardizing” dengan PO43- à PO43- yang diadsorpsi menutupi permukaan besi
7.          “Electrolyzing” à menggunakan batang Al atau Ag
8.          Mengontrol keasaman à H+  dpt mengoksidasi atau sebagai katalis dalam peristiwa korosi
9.          Menjaga agar zat korosif dlm jumlah seminimal mungkin


PROSES TERJADINYA KOROSI

Besi melarut pada bagian anoda dan ion Fe2+  berdifusi melalui air ke bagian katoda dan mengendap sebagai Fe(OH)2. Selanjutnya besi(II) hidroksida dioksidasi oleh O2  yang terdapat dalam air membentuk F2O3.xH2O

Fe2+ (aq) + 2OH- (aq) à Fe(OH)2(s)
Fe(OH)2(s)  F2O3.xH2O (s)









KATODA
 


ANODA
 
Text Box:













SOAL-SOAL TUGAS

1.            Suatu aki timbal 12 volt mengandung 820 gram Pb (Ar Pb = 207) dan sejumlah ekivalen stoikiometri PbO2 sebagai elektroda.
a)       hitung jumlah muatan listrik maksimum dalam coulomb yang dihasilkan oleh aki tanpa diisi kembali
b)       hitung dalam berapa jam aki ini dapat mengalirkan listrik sebanyak 1 amper (anggap arus ini selalu tetap)
c)       berapa data listrik maksimum yang dapat dihasilkan oleh aki dinyatakan dalam kwH.
2.            Hitung berapa Faraday yang diperlukan untuk menghasilkan 0,02 mol gas Cl2 dalam elektrolisis larutan NaCl dalam air.
3.      Hitung waktu yang diperlukan agar arus sebesar 0,02 amper menghasilkan 0,06 mol gas H2 pada katoda dalam elektrolisis larutan NaCl dalam air.
4.      Berapa gram Zn yang diendapkan pada katoda jika digunakan arus sebesar 0,02 amper selama 2 jam dalam elektrolisis leburan ZnCl2.
5.      Reaksi pada anoda sel Daniell ialah:
         Zn(s) à Zn2+ + 2e
         Hitung berapa Faraday yang dihasilkan jika 100 gram ZN melarut.
6.            Reaksi suatu sel Galvani adalah:
Zn(s) + Cl2(g) à Zn2+ + 2 Cl-
Hitung waktu yang diperlukan agar sel tersebut menghabiskan 30 gram Zn dan menghasilkan arus 0,10 amper!
7.            Reaksi pada anoda suatu aki adalah
Pb(s) + HSO4- + H2O à PbSO4(s) + H3O+ + 2e
Suatu aki mempunyai kapasitas “150 amper-jam”  berarti aki ini dapat menghasilkan 125 amper untuk 1 jam atau 1 amper untuk 125 jam.
Berapa gram Pb yang habis bereaksi sesuai dengan kapsitas di atas?
8.            Berapa lama harus dialirkan arus 20 amper melalui leburan CaCl2 untuk menghasilkan 15 gram kalsium?
9.            Berapa gram Br2 yang dihasilkan pada elektrolisis leburan KBr selama 30 menit dengan arus 2,0 amper?
10.        Berapa menit yang diperlukan untuk menghasilkan 5,0 gram tembaga (Cu) dari larutan CuSO4 dengan arus 5,0 amper?
 sumber : google.com

1 komentar:

Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM

  Aksi Nyata untuk Bukti Karya PMM Aksi nyata untuk bukti karya sangat penting dalam pelatihan mandiri karena dapat mengukur sejauh mana A...