I.
Judul Percobaan
Alumunium dan Senyawanya
II.
Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat – sifat logam alumunium dan
persenyawaannya
III.
Dasar Teori
Sekarang banyak
perabotan rumah tangga yang menggunakan bahan aluminium terutama peralatan
dapur. Selain itu, aluminium juga digunakan di perusahaan besar seperti
pembuatan badan pesawat. Hal ini disebabkan karena logam aluinium ringan dan
bersifat anti karat. Aluminium dalam sistem periodik merupakan unsur periode
ketiga dan berada pada golongan 13. Atom aluminium memiliki konfigurasi
elektron terluar 3s2 3p1 dengan energi ionisasi pertama
577 Kj/mol, energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol dan energi ionisasi ketiga 2740
Kj/mol. Dari konfigurasi elektronnya, terlihat bahwa atom ini dapat bergabung
dengan cara melepaskan elektron valensinya, namun aluminium lebih cenderung
memiliki ikatan kovalen karena memiliki keelektronegatifan yang cukup besar.
Aluminium murni
adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang
diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan
tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam
aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak
ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak
dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun
senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak
ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya .
Nama aluminium diturunkan
dari kata alum yang meninjuk pada senyawa garam rangkap Kal(SO4)2.12H2O; kata
ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry
Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium kemudian berubah menjadi
aluminum. Namun, nama ini pun segera termodifikasi menjadi aluminium yang
menjadi populer di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical
Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap
menggunakan aluminum di dalam publikasinya .
Aluminium merupakan
unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurang kuat tetapi ringan. Terdapat
di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yang menjadi sumber utamanya.
Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan
oksidanya yang membungkus badan logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya
dan logam menjadi tahan karat. Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu,
Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya
untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka
bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara
lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk
pembuatan delas dan bahan tahan panas.
Aluminium adalah
ogam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur
pada 659˚C. Bila terkena udara, obejk-objek aluminium teroksidasi pada
permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih
lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih
lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer
Logam aluminium
dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang
pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak
bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan
bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik
panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium
dengan kanfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi
+3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi
antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisan nonpori dan membungkus
permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Endapan putih
seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit dalam
reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium
disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan
sebagai aluminium hisroksida koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini
berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut
(misalnya aluminium klorida), dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida
yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang
sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu ditambahkan dengan sedikit
berlebihan dan caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau amonia. Bila
baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia
menjadi sangat sedikit larut :
Al3+ + NH3
+ H2O → Al(OH)3 + 3 NH4+
Sifat-sifat Aluminium:
Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki daya
hantar panas maupun daya hantar listrik tinggi.
Beberapa reaksi kimia aluminium.
1.
Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi.
2Al
+ 3/2O2
Al2O3 + 399
kkal
Sifat
ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan oksida. Contoh
: 2Al + Fe2O3 2Fe + Al2O3 + 199 kkal
Proses ini disebut aluminothermi atau
proses thermit.
2. Bereaksi dengan asam
menghasilkan gas hydrogen.
2Al(s)
+ 6H+(aq)
2Al3+(aq) + 3H2(g)
3.
Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.
Reaksinya :
2Al(s)
+ 2 OH-(aq) + 6H2O(l)
2Al(OH)4- + 3H2(g)
4. Dengan udara
logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada permukaannya yang dapat
melindungi logam dari oksida lebih lanjut. Karenanya logam ini dikatakan
bersifat tahan karat (korosi) dan digunakan untuk melapisi logam lain agar
tahan karat.
Beberapa senyawa aluminium
Aluminium oksida (Al2O3)
Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang
baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan
Al-O.Kalor pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga
besar,399 kkal.Karena itu aluminium dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida
logam lain.Besi(III)oksida dapat direduksi
oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :
2Al(p) + 3/2 O2(g) → Al2O3 + 399 kkal
Fe2O3(p) → 2
Fe(p) + 3/2 O2(g) - 197 kkal
2Al (p)+ Fe2O3 → 2 Fe (p)
+ Al2O3(g) + 202 kkal
Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil
reaksinya,besi dan aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai
3000oC.Reaksi termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena
stabilitasnya aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida –
oksida logam lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan
karbon atau hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida
dan hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus
AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari
orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari
tiga atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu
senyawa ini dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2Cl6
atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan memakai bersama
satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit AlCl3
lainnya.
AlCl6 dapat berdisosiasi
menjadi AlCl3.
AlCl6
2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan
terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq)
+ 3 H2O(l)
Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium
sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain adalah sebagai
pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang mengandung
jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4
mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12
H2O. Garam ini dikenal dengan alum atau tawas.
Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium
hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+
AlH4+
Salah satu
senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen adalah LiAlH4.
Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O
Al(OH)3 + 4H2 + OH-
Larutan garam –
garam aluminium seperti AlCl3 atau Al2(SO4)3bersifat
asam karena hidrolisa :
Al3+ + H2O AlOH2+
+ H+
Pada penambahan alkali,akan terbentuk
endapan putih :
Al3+
+ 3OH-
Al(OH)3
Atau
Al(H2O)63+ + 3OH- Al(OH)3(H2O)3
+ 3H2O
Penambahan garam sulfida atau karbonat juga memberikan
endapan Al(OH)3 oleh karena larutan garam – garam tersebut bersifat basa.Endapan
Al(OH)3 akan larut dengan pengambahan basa berlebih atau penambahan
asam karena bersifat amfoter.
Penambahan basa :
Al(OH)3(p) + OH- Al(OH)4-
Atau
Al(OH)3(H2O)3(p)
+ OH- Al(OH)4(H2O)-
+ H2O
Penambahan
asam :
Al(OH)3(p) + 3H+ Al3+ + 3H2O
Al(OH)3(H2O)3(p) + 3H+ Al(H2O)63+
Aluminium hidroksida banyak dipakai
sebagai mordan,yaitu pengikat zat warna pada kain.
IV.
Alat dan Bahan
a. Alat
No
|
Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1.
|
Tabung
reaksi
|
-
|
5
|
2.
|
Lampu
spritus
|
-
|
1
|
3.
|
Batang
pengaduk
|
-
|
2
|
4.
|
Botol
semprot
|
-
|
2
|
5
|
Corong
|
-
|
1
|
6.
|
Pipet
tetes
|
-
|
4
|
7.
|
Gelas
kimia
|
25
ml
|
4
|
8.
|
Rak
tabung reaksi
|
-
|
1
|
9
|
Neraca
digital
|
-
|
1
|
b. Bahan
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Logam/ pita aluminium
|
3ml
|
2
|
Logam / pita magnesium
|
3ml
|
3
|
Serbuk Al
|
secukupnya
|
4
|
Indikator universal
|
5
buah
|
5
|
AlCl3 anhidrat
|
secukupnya
|
6
|
Al2O3
|
0,1
gram
|
7
|
HCL encer
|
3
ml
|
8
|
NaOH 0,1 M
|
30
tetes
|
9
|
Amonia
|
15
tetes
|
10
|
Kertas saring
|
1
|
11
|
Indikator PP
|
Secukupnya
|
12
|
Aquades
|
Secukupnya
|
V.
Prosedur Percobaan
A. Sifat Aluminium Hidroksida
1. Dalam
sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam aluminium,tambah dengan
beberapa tetes ammonia.Diamati apa yang terjadi.Teruskan penambahan ammonia
hingga berlebih.Apakah ada perubahan?
2. Dalam
sebuah tabung reaksi yang berisi 2 ml larutan garam alumunium,Ditambah dengan
beberapa tetes larutan NaOh.Endapan yang terjadi dibagi dua bagian.Bagian
pertama,Diteruskan penambahan NaOH hingga berlebih,sedangkan bagian yang lain
tambah dengan asam klorida.Diamati apa yang terjadi !
3.
Disediakan endapan alumunium hidroksida
dengan cara mereaksikan Larutan garam alumunium dengan larutan NaOH
encer.DiSaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas saring
dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin ).Kepada endapan diatas
kertas saring itu,tuangi dengan larutan yang berwarna misalnya
metilviolet.Diamati apa yang terjadi !
B. Melihat Proses Pemanasan dan
Memeriksa pH Alumunium Klorida
1. Pemanasan
klorida anhidrat:Panaskan alumunium klorida anhidrat dalam tabung reaksi.Amati
apa yang terjadi ?
2. Dimasukkan
satu sendok alumunium klorida anhidrat kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan
air setetes demi setetes.Diamati dan ukur pH-nya dengan indikator Universal.
C. Melihat Sifat Asam Basa Al2O3
1. Dimasukkan
0,1 gram Al2O3 kedalam tabung reaksi,kemudian tambahkan
dengan 3 ml air.periksa pH-nya dan amati apa yang terjadi!
2. Dimasukkan
0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi,kemudian tambahnakn
3 ml HCl encer.Amati apa yang terjadi dan periksa pH-nya.
D.
Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan ion mg2+
1. Dimasukkan
ke dalam tabung reaksi 3ml garam Al 0,1M dank e dalam tabung reaksi yang
kemasukkan 3 ml garam Mg 0,1 M.Diperiksa pH masing – masing larutan dengan
indikator universal.
2. Ditambahkan
larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak
terbentuk endapan.
3. Ditambahkan
larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak
terbentuk endapan.
VI. Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
A.Sifat
Alumunium Hidroksida
|
||
1.
|
2ml Al3+ + NH4OH (5 tetes)
Kemudian penambahan NH4OH berlebih
Sebanyak 10 tetes NH4OH.
|
Terbentuk endapan putih dan berbau
Endapan berkurang larutan sedikit agak bening.
|
2.
|
2ml Al3+ + 5 tetes NaOH.Endapan yang
terjadi dibagi dua bagian.
Bagian pertama, endapan atas + 10 tetes NaOH.
Bagian Kedua,endapan bawah + 10 tetes HCl
|
Terbentuk endapan putih (pada bagian atas)Endapan
terbagi dua:
Bagian pertama,terbentuk endapan putih yang mulai
berkurang sedikit
Bagian
kedua,larutan menjadi bening
|
3.
|
Endapan
Al(OH)3 dengan cara mereaksikan larutan garam Al3+ +
NaOH encer.Disaring endapan yang terbentuk,kemudian endapan yang ada dikertas
saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air dingin ).Kepada endapan
diatas kertas disaring,dituang dengan larutan metilviolet,
|
terbentuk endapan (filtrat)
Kristal bulat yang bening seperti gel
diatas kertas saring.
|
B.Melihat
Proses Pemanasan dan memeriksa pH alumunium Klorida
|
||
1.
|
Dipanaskan
klorida anhidrat:
Dipanaskan
alumunium klorida anhidrat
dalam tabung reaksi.
|
Saat dipanaskan terdapat
asap,bau,uap air dan bentuknya mengencil dari
bentuk awal.
|
2.
|
Alumunium
klorida anhidrat + H2O ,kemudian mengukur pHnya dengan indikator
universal.
|
Pada luar
tabung reaksi terasa panas,larutan berwarna putih bening dann pHnya adalah 3
|
C. Melihat
Sifat Asam Basa Al2O3
|
||
1.
|
0,1 gram Al2O3 + 3 ml H2O.diperikasa
pHnya dan diamati apa yang terjadi!
|
- Al2O3
+ H2O tidak larut
- pHnya
adalah 6
|
2.
|
0,1 gram Al2O3 + 3ml
HCl encer.Diperiksa pHnya dan diamati
apa yang terjadi!
|
-Al2O3
+ HCl tidak larut
-pHnya
adalah 1
|
3.
|
0,1 gram Al2O3 + 3 ml
NaOH.Diperiksan pHnya dan diamati apa yang terjadi!
|
- Al2O3
+ NaOH tidak larut
- pHnya
adalah 13
|
D.
Membandingkan Sifat Basa ion Al3+ dan ion mg2+
|
||
1.
|
3ml Al 0,1
M dan 3 ml Mg 0,1 M.Diperiksa pHnya masing – masing larutan dengan indikator universal!
|
|
2.
|
3 ml Al 0,1
M + 10 tetes NaOH encer.pada tabung reaksi yang berisi garam Al sampai tidak
terbentuk endapan
|
- Pada
tetesan pertama sudah terbentuk endapan
- pHnya adalah 4
|
3.
|
3ml Mg 0,1
+ 10 tetes NaOH.pada tabung reaksi
yang berisi garam Mg sampai tidak terbentuk endapan/
|
- pada
tetesan kelima terbentuk endapan
- pHnya
adalah 5
|
VII. Pembahasan.
A.Sifat Aluminium Hidroksida
Pada percobaan ini,
Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2ml larutan garam alumunium yang
ditambahkan beberapa tetes NH4OH maka penambahan beberapa tetes NH4OH
pada larutan Al3+ akan membentuk endapan Al(OH)3 yang berwarna putih keruh
seperti gelatin dan berbau. Saat
ditambahkan NH4OH berlebih, endapan yang terbentuk menjadi sedikit
berkurang dan larutan menjadi lebih bening dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan
bahwa Endapan Al(OH)3 akan
larut dengan penambahan asam atau basa berlebih karena bersifat amfoter . Hal
ini sudah sesuai dengan teori dan
persamaan reaksi :
Al3+ + 3
NH4OH →
Al(OH)3 ↓ + 3NH4+
Pada percobaan selanjutnya,
penambahan beberapa tetes larutan NaOH pada larutan Al3+ akan menghasilkan endapan Al(OH)3 yang
berwarna putih keruh. Kemudian endapan yang terbentuk dibagi menjadi dua bagian
dimana endapan atas ditambahkan NaOH 10 tetes terbentuk endapan putih yang
mulai berkurang sedikit dan endapan
bawah ditambah HCl encer 10 tetes larutan menjadi bening. Hal ini sudah sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa jika garam aluminium ditambahkan dengan basa
(alkali hidroksida) akan membentuk endapan Al(OH)3 yang jika
ditambahkan dengan basa ataupun asam yang berlebih menyebabkan hidroksida yang
terbentuk melarut kembali dengan persamaan reaksi :
Al3+
+ 3NaOH →
Al(OH)3 + 3NaCl
Al(OH)3 + NaOH → Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 + 3HCl → AlCl3 + 3H3O
Al(OH)3 + NaOH → Na[Al(OH)4]
Al(OH)3 + 3HCl → AlCl3 + 3H3O
Langkah berikutnya
disediakan endapan alumunium hidroksida dengan cara mereaksikan larutan garam
alumunium dengan larutan NaOH encer.Disaring endapan yang terbentuk,kemudian
endapan yang ada dikertas saring dicuci dengan air dingin(dituang dengan air
dingin).Kepada endapan diatas kertas saring itu,dituangi dengan larutan yang
berwarna yaitu PP.Hasil percobaan nya ialah terbentuk endapan seperti gel yang disebut dengan gel alumunium
hidroksida.
Menurut teori alumunium hidroksida Al(OH)3,yang
larut sedikit dalam reagensia berlebih.Kelarutan berkurang dengan adanya
garam-garam ammonia,disebabkan oleh efek ion sekutu.sebagian kecil endapan
masuk ke dalam larutan sebagai alumunium koloid(sol alumunium hidroksida):sol
ini berkoagulasi pada penambahan garam – garam yang larut dengan menghasilkan
endapan alumunium hidroksida yang dikenal dengan gel alumunium hidroksida.
B.
Melihat Proses Pemanasan dan memeriksa pH Alumunium Klorida
Pada percobaan
pemanasan klorida anhidrat,Dipanaskan alumunium klorida Anhidrat dalam tabung
reaksi terdapat asap,bau,Uap air dan bentuknya mengecil dari bentuk awal.
Selanjutnya
dimasukkan satu sendok alumunium klorida anhidrat ke dalam tabung
reaksi,kemudian ditambahkan air setetes demi setetes.Maka saat diamati pada
luar tabung terasa panas dan larutan berwarna putih bening dan saat diuji pHnya
menggunakan indikator universal
didapatkan pHnya adalah 3.hal ini menunjukkan bahwa alumunium klorida
bersifat asam. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan jika Alumunium
klorida anhidrat padat diteteskan dengan air berlebih akan menghasilkan larutan
asam dengan pH 2-3 atau lebih rendah jika larutan yang diperoleh lebih pekat.
C.Melihat Sifat Asam Basa Al2O3
Pada percobaan ini
dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan 3 ml air.maka Al2O3 tidak larut dan
pHnya adalah 6. Seusai teori, Al2O3 tidak dapat bereaksi
dengan air dan tidak larut dalam air. Walaupun masih mengandung ion oksida,
tapi terlalu kuat berada di dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
Pada percobaan
berikut ini dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan 3ml HCl encer.setelah diamati Al2O3
tidak larut juga dan pHnya adalah 1.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa Al2O3 dapat bereaksi dengan asam klorida
encer menghasilkan AlCl3 yang menunjukkan sisi basa dari sifat amfoternya
sedangkan jika bereaksi dengan basa akan menghasilkan larutan natrium
tertahidroksoaluminat yang menunjukkan sisi asam dari sifat amfoternya.
Pada percobaan selanjutnya
juga sama yaitu dimasukkan 0,1 gram Al2O3 ke dalam tabung
kemudian ditambahkan 3ml NaOH.setelah diamati Al2O3 juga
tidak larut dan pHnya adalah 13.
Namun, hal tersebut
(tidak terjadinya reaksi antara Al2O3 dengan NaOH dan
HCl) dapat terjadi jika Al2O3 yang digunakan berasal dari
pemanasan Al(OH)3 di atas suhu 850 oC. menurut teori,
jika suhu pembuatan di atas 850 oC, maka oksida yang terbentuk tidak
larut dalam asam maupun basa sehingga saat pH diukur, bukan pH Al2O3
yang terbaca tetapi pH dari HCl dan NaOH itu .
D.
Membandingkan Sifat Basa Ion Al3+ dan Ion Mg2+
Pada percobaan ini
dimasukkan 3 ml garam Al3+ 0,1 M dan ke dalam tabung reaksi yang lain
dimasukkan 3 ml garam mg 0,1 M lalu tambahkan larutan encer NaOH pada tabung
reaksi yang berisi garam Al sampai tidak terbentuk endapan.dan tambahkan juga
larutan encer NaOH pada tabung reaksi yang berisi garam Mg sampai tidak
terbentuk endapan.Diperiksa pH masing – masing larutan dengan indikator
universal dan didapatkan hasil Al3+ ditambah NaOH 10 tetes sudah terbentuk endapan pada tetesan pertama
dan pHnya adalah 4 sedangkan Mg2+ ditambah NaOH 10 tetes terbentuk
endapan pada tetesan ke lima dan pHnya 5.Dari hasil ini dapat diketahui bahwa
Al3+ lebih bersifat asam dibandingkan dengan Mg2+. Hal
ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jika larutan garam
aluminium dan magnesium direaksikan dengan basa (NaOH) akan membentuk endapan
Al(OH)3.
VIII. KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sifat
Alumunium Hidroksida adalah Al(OH)3 dapat larut dalam pH asam maupun
basa sedang amonia akan membentuk Al(OH)3 (endapan sempurna).dan
terbentuk endapan seperti gel yang
disebut dengan gel alumunium hidroksida.
2. Al(OH)3
bersifat asam
3. Al2O3
tidak larut dalam air dan bersifat amfoter
4. Al3+
lebih bersifat asam dibandingkan dengan mg2+
B. Saran
Diharapkan agar praktikan selanjutnya
lebih cermat dan teliti saat praktikum sehingga diperoleh hasil yang
diharapkan.
IX. DAFTAR
PUSTAKA
Keenan dkk. 1979.
Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam. Jilid II. Jakarta :Erlangga.
Mun’im , Abdul.,S.2002. Kimia Anorganik 2.
Palangka Raya :
Universitas Palangkaraya.
Petrucci, H. Ralph . Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi ke
Empat Jilid III.
Jakarta : Erlangga.
Rahmah. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik . Palangka
Raya :
Universitas Palangkaraya.
Sugiyarto, Kristian H.2003
. Kimia Anorganik II . Yogyakarta: Jurusan Kimia UNY.
X Lampiran
-
Fotocopy
laporan sementara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar