BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Energi
didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Termodinamika adalah
studi tentang perubahan energi yang terjadi di alam. Hukum pertama
termodinamika berisi tentang konversi energi. Energi tidak dapat diciptakan
ataupun di musnahkan. Energi hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk
lainnya.
Bioenergetika adalah studi tentang macam-macam variasi
transformasi energi yang terjadi pada makhluk hidup. Sebuah sel hidup
disibukkan oleh aktivitas. Semua jenis makromolekul dibentuk dari materi-materi
kasar, produk buangan di produksi dan diekresikan, aliran petunjuk genetik dari
nukleus ke sitoplasma, vesikel berpindah melalui jalur sekretori, ion dipompa
melewati membran plasma dan masih banyak lagi.
Dalam reaksi metabolik, perubahan energi bebas juga
terjadi. Dan salah satu reaksi kimia terpenting dalam sel yaitu proses
hidrolisis ATP. Sel banyak melibatkan reaksi yang perubahan energi bebasnya
bernilai positif dikarenakan konsentrasi relatif reaktan dan produk
mempengaruhi keberlangsungan reaksi. Ratusan reaksi terjadi secara serentak
dalam sel. Semua reaksi ini berlangsung bersamaan dengan reaksi-reaksi lainnya
karena produk dari satu reaksi menjadi sebuah reaktan untuk reaksi selanjutnya
pada waktu yang bersamaan dan hal itu terjadi secara terus-menerus dalam
rangkaian reaksi metabolik.
Hidrolisis ATP digunakan untuk mengendalikan
kebanyakan proses endergonik dalam sel. ATP dapat digunakan untuk
bermacam-macam proses karena grup pada terminal fosfat dapat diubah menjadi
banyak varietas molekul berbeda-beda, seperti asam amino, gula, lemak, dan
protein.
Karena
reaksi terus menuju keadaan kesetimbangan, energi bebasnya digunakan untuk
melakukan kerja menuju keadaan minimum dan entropi naik menuju nilai maksimum.
Metabolisme seluler adalah metabolisme non-kesetimbangan yang sangat penting.
Ini bukan berarti bahwa beberapa reaksi tidak dapat terjadi pada saat
kesetimbangan atau mendekati kesetimbangan dalam sel. Faktanya, banyak reaksi
jalur metabolik terjadi saat mendekati kesetimbangan.
Prinsip dasar dari termodinamika adalah diterapkan
pada benda tak hidup, sistem yang tertutup dalam kondisi kesetimbangan
bolak-balik (reversibel). Sebaliknya, metabolisme seluler utamanya terjadi pada
kondisi tidak bolak-balik (irreversibel), tidak pada kesetimbangan karena tidak
seperti pada tabung tes reaksi, tetapi sel adalah sistem terbuka. Materi dan
energi terus mengalir ke dalam sel dari pembuluh darah atau media kultural.
Aliran kontinu dari oksigen dan materi lain ke dalam atau ke luar sel
mengijinkan metabolisme seluler dalam keadaan tetap. Dalam keadaan tetap,
konsentrasi dari reaktan dan produk relatif konstan, walaupun reaksi tidak
mendekati kesetimbangan. Sel mampu mempertahankan keadaannya agar tetap stabil
mengikuti perubahan keadaan lingkungan. Dalam kata lain, sel tetap dalam
keadaan dinamik tidak dalam kesetimbangan, laju maju atau mundur suatu reaksi dapat
meningkat atau turun secara langsung menurut respon dari perubahan lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud
dengan bioenergetika ?
2. Apa yang dimaksud
dengan ATP ?
3. Bagaimana
peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
pada energi bebas?
4. Bagaimana proses fosforilasi oksidatif?
5. Apa yang di gunakan
Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan untuk mensintesa ATP
dari ADP dan Pi ?
6. Apakah ada sejumlah
senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian reaksi oksidasi dan
peristiwa fosforilasi ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
a.
Mengetahui pengertian
dari bioenergetika
b.
Mengetahui pengertian
dari ATP
c.
Mengetahui
peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
pada energi bebas
d.
Mengetahui proses
fosforilasi oksidatif?
e.
Mengetahui apa yang di
gunakan Komplek-komplek enzym dalam rantai pernapasan untuk mensintesa
ATP dari ADP dan Pi ?
f.
Mengetahui apakah ada
sejumlah senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian reaksi oksidasi dan peristiwa fosforilasi
D.
Manfaat
Diharapkan dengan penulisan makalah ini, dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam memperluas pengetahuan dan menambah wawasan
mengenai Bioenergetika dan hal-hal yang terkait di dalamnya.
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Bioenergetika
Bioenergetika
atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi
yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama
sistem reksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi
yanng lebih rendah. Sebagian besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada
sistem nonbiologik dapat menggunakan energi
panas untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah menjadi energi
mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga
bagi proses kehidupan.
Metabolisme
= katabolisme + anabolisme
Katabolisme
= pemecahan molekul bahan bakar (eksergonik)
Anabolisme =
reaksi pembentukan suatu substansi (endergonik)
CONTOH
REAKSI EKSERGONIK
• Glikolisis:
adalah proses perubahan Glukose → Asetil coA + ATP
• Siklus
Kreb: adalah proses perubahan Asetil coA → H + ATP
• Fosforilasi
Oksidatif: hádala proses pereaksiaan antara H + O → H2O + energi, dan
energi yang terbentuk digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP
CONTOH
REAKSI ENDERGONIK
• Sintesa:
protein, enzim, hormon, antibodi
• Kontaksi
otot: gerak, nafas, jantung
• Eksitasi
saraf: berpikir
• Transport
aktif: pompa Na-K, reabsorpsi tubulus nefron
Coupling
reaction: penggabungan reaksi eksergonik & endergonik
Coupling reaction
1.
Pembentukan senyawa antara: A+C à I à B+D
I = common obligatory intermediate (senyawa antara/
senyawa kaya energi)
2.
Pembentukan senyawa kaya energi (~E)
Senyawa-
senyawa kaya energi:
4 vitamin B
penting untuk siklus asam sitrat dan metabolisme yang menghasilkan energi:
·
Riboflavin: dalam bentuk FAD,
kofaktor untuk succinate dehidrogenase
·
Niacin: dalam bentuk NAD, akseptor
elektron untuk isositrat dehidrogenase, alfa ketoglutarat dehidrogenase dan
malate dehidrogenase.
·
Thiamin (vitamin B1): sebagai
thiamin diphospatase, koenzim untuk alfa ketoglutarat dehidrogenase.
·
Pnathotenic acid: sebagai bahan dari
koenzimA, kofaktor yang melekat pada carboxylic acid yang aktif seperti acetyl
koA dan succinyl koA.
sumber utama ~P:
·
Fosforilasi oksidatif: sumber ~P
terbesar pada organisme aerobik. Energi bebasnya dari intra mitokondrial
respiratory chain dengan molekul O2.
·
Glikolisis anaerobik: menghasilkan 2
~P dari reaksi yang dikatalisa enzim fosfogliserat kinase dan piruvat kinase
·
Siklus asam sitrat: menghasilka 1~P
pada reaksi yang dikatalisa enzim suksinil tiokinase.
FOSFAGEN =
simpanan fosfat energi tinggi
Ø
Kreatin fosfat: di otot rangka,
jantung, spermatozoa, dan otak vertebrata.
Ø
Arginin fosfat di otot invertebrata.
Untuk
mempertahankan konsentrasi ATP dalam otot saat kontraksi otot.
A.
GAMBAR DARI STRUKTUR MOLEKUL ATP
Energi Kimia
-> A.T.P
Ø
ATP adalah nukleotida yang terdiri
dari adenin, ribosa dan trifosfa
Ø
ATP kaya energi karena unit
trifosfatnya mengandung dua ikatan fosfoanhidrida.
Ø
Sejumlah besar energi bebas
dilepaskan ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin difosfat (ADP) dan
ortofosfat (Pi), atau ketika ATP dihidrolisis menjadi adenosin monofosfat (AMP)
dan pirofosfat (PPi).
HIDROLISIS ATP
FUNGSI ATP
ATP memungkinkan perangkaian reaksi yang secara termodinamik tidak menguntungkan menjadi reaksi yang menguntungkan, -> menghubungkan aktivitas sel penghasil energi (eksergonik) dan aktivitas sel yang membutuhkan energi (endergonik).
Contoh: Reaksi Coupling
Reaksi pertama dalam lintasan glikolisis yaitu
fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat adalah reaksi yang endergonik (DGº
= +13,8 kj/mol.
-Agar reaksi dapat berlangsung harus terangkai dengan reaksi lain yang lebih eksergonik yaitu hidrolisa gugus terminal fosfat ATP (DGº = -30,5 kj/mol).
Rangkaian reaksi yang dikatalisa oleh heksokinase berlangsung dengan mudah dan sangat eksergonik (DGº = -16,7 kj/mol).
-Agar reaksi dapat berlangsung harus terangkai dengan reaksi lain yang lebih eksergonik yaitu hidrolisa gugus terminal fosfat ATP (DGº = -30,5 kj/mol).
Rangkaian reaksi yang dikatalisa oleh heksokinase berlangsung dengan mudah dan sangat eksergonik (DGº = -16,7 kj/mol).
Kerja dari
ATP
1. Kerja
mekanis ATP
Ø
Ikatan ~P pada ATP diubah menjadi
pergerakan dengan mengubah konformasi suatu protein, ex: serat otot yang
berkontraksi.
Ø
ATP terikat pada head of miosin yang
memiliki aktivitas ATP ase sehingga ATP dihidrolisis menjadi ADP dan Pi.
Ø
Jantung adalah spesialis
transformasi energi kimia ATP menjadi kerja mekanis.
Ø
Tiap denyutan jantung tunggal
memakai sekitar 2% ATP dalam jantung
Ø
Bila ATP dalam jantung tidak
diperbaharui maka semua ATP akan habis terhidrolisis dalam waktu < 1 menit
Ø
Jantung memerlukan ATP dalam jumlah
besar à pembentukan ATP jantung harus melalui fosforilasi
oksidatif à tanpa O2 atau PO2 rendah, jumlah ATP yang diproduksi
tidak cukup.
Ø
Aterosklerosis pada arteri kornaria à menghambat
hantaran O2 ke sel otot jantung di distal sumbatan à sel ini
tidak dapat menghasilkan ATP dalam jumlah adekuat à kematian
sel (infark miokard)
2. Kerja
transport ATP
v
Pada transport aktif, ikatan ~P pada
ATP dipakai untuk memindahkan senyawa dengan melawan gradien konsentrasi.
v
Na-K ATP ase memakai ATP untuk
memompa ion Na keluar dari sel.
3. Kerja
biosintetik ATP
Pembentukan ikatan peptida (sintesa protein), ikatan –C-C- (sintesa asam
lemak), ikatan –C-N (sintesa urea). Ikatan –C-O- (sintesa triasil gliserol)
semuanya memerlukan energi dari ATP.`
Enzim yang
penting
a)
Adenilat kinase (miokinase):
mengkatalisa interkonversi ATP serta AMP di satu pihak & ADP di lain pihak.
Reaksi ini
memungkinkan 3 hal:
1. ~P dalam
ADP untuk sintesa ATP
2. AMP mengalami
fosforilasi ulang menjadi ADP dengan bantuan ATP
3. Pada waktu ATP terpakai habis
maka akan terjadi peningkatan konsentrasi AMP yang bertindak sebagai sinyal
metabolik untuk meingkatkan kecepatan proses katabolik yang selanjutnya
dihasilkan ATP lebih banyak
b) Oksidasi biologi
Oksidasi: pengeluaran elektron
Reduksi: penerimaan elektron
Proses oksidatif (donor elektron) selalu diikuti reduksi (akseptor elektron)
Potensial redoks (EO`) = besarnya energi (volt) yang dibebaskan saat senyawa
mendapatkan/ melepaskan elektron.
Pada metabolik umumnya elektron dipindahkan dari senyawa dengan EO` rendah
(lebih negatif) ke EO` tinggi (lebih positif)
Makin negatif EO` suatu senyawa, makin besar energinya saat melepaskan elektron
ke O2.
OKSIDOREDUKTASE= 4 kelompok enzim yang mengkatalisa proses redoks:
1.
Oksidase
3. Hidroperoksidase
2.
Dehidrogenase
4. Oksigenase
1)
OKSIDASE




Sitokrom
oksidase
§
Hemoprotein yang mempunyai heme
prosthetic group = mioglobin, hemoglubin, dan sitokrom lain.
§
Merupakan komponen akhir rantai
respirasi di mitokondria à transfer
elektron dari oksidasi oleh enzim dehidrogenase ke O2
§
Toksin: Gas CO, sianida, dan
hidrogen sulfida
§
FMN dan FAD dibentuk di dalam tubuh
dari vitamin riboflavin
§
Metalloflavoprotein = flavoprotein
yang mengandung 1/ > logam sebagai kofakataor essensial.
Contoh:
ü
L – amino acid oksidase: dengan FMN
dalam ginjal mengkatalisa deaminase oksidatif asam L-amino.
ü
Xanthine oksidase: pada susu, usus
halus, ginjal dan hati untuk konversi basa purin à asam urat.
ü
Aldehyde dehidrogenase:
metalloflavoprotein dengan FAD pada hati mengkatalisa senyawa aldehid dan
substrat N-heterosiklik.
ü
Glukosa oksidase: dengan FAD
memperkirakan kadar glukosa.
2)
DEHIDROGENASE
-
Fungsi: Transfer hidrogen dari satu
substrat ke substrat yang lain, komponen rantai respirasi untuk transport
elektron dari substrat ke O2
-
Terdiri dari: dehidrogenase
dependent koenzim nikotinamide, dehidrogenase dependent riboflavin, sitokrom.
Dehidrogenase
dependent koenzim nikotinamide
2 macam
koenzim dari vitamin niasin:
1. NAD+ :
nikotinamide adenine dinukleotida
Dehidrogenase-NAD+
mengkatalisa metabolisme oksidatif khususnya glikolisis, siklus asam sitrat dan
rantai respirasi mitokondria
2. NADP+ :
nikotinamide adenine dinukleotida phosphate
Dehidrogenase-NADP+ mengkatalisa sintesis reduktif
(seperti: sintesa asam lemak), sintesa steroid dan pentose phosphate pathway.
.
Dehidrogenase
dependent riboflavin
2 macam
koenzim:
1.
FMN= Flavin mono nukleotida
2.
FAD= Flavin adenin dinukleotida
Contohnya:
ü
-NADH dehidrogenase: anggota rantai
respirasi carrier elektron antara NADH dan kompone- komponen EO` lebih tinggi/
elektropositif (FMN)
ü
Succinate dehydrogenase, acyl CoA
dehydrogenase, mitochondrial glycerol-3 phosphate dehidrogenase: mentransfer
elektron langsung dari substrat ke rantai respirasi.
ü
Elektron-Transferring Flavoprotein
(ETF): carrier elektron antara acyl-coA dehydrogenase dan rantai respirasi.
ü
Enzim dihidro-lipoil dehidrogenase:
mengkatalisa dehidrogenase lipoat tereduksi yaitu produk antara dekarboksilasi
oksidatif piruvat dan alfa ketoglutarat.
3)
HIDROPEROKSIDASE
2
jenis yaitu: peroksidase dan katalase
Fungsi:
melindungi tubuh dari senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya/untuk menangkal
radikal bebas.
Akumulasi
senyawa peroksidase à timbul
radikal bebas à merusak
membran sel à penyakit
kanker dan aterosklerosi.
4)
OKSIGENASE
Mengkatalisa penyatuan O2 ke molekul
substrat dalam 2 tahap:
·
Pengikatan O2 pada active site enzim
·
O2 yang terikat direduksi/
ditransfer ke substrat
Dibagi 2 sub
kelompok: dioksigenase dan monooksigenase
Kemudahan
membentuk superoksida dan keberadaan superoksida dismutase, mengindikasikan
adanya potensial toksisitas O2 karena perubahannya menjadi superoksida.
Superoksida
dismute melindungi organisme aerobik dari efek buurk superoksida. Terdapat pada
semua jaringan aerobik dalam mitokondria dan sitosol.
1.3
Energi Bebas dalam hukum
termodinamika
Bioenergetika
merupakan studi kuantitatif dari transformasi (perubahan) energi dan penggunaan
energi dalam suatu sistem mahluk hidup. Energi adalah kapasitas untuk melakukan
kerja. Semua mahluk hidup (Living cells) harus melakukan kerja untuk dapat
hidup, tumbuh, dan berkembang. Selama jutaan tahun sel telah mengalami evolusi
sehingga dapat menggunakan energi dengan lebih ekonomis dan efisien.
SEL berfungsi pada temperatur & tekanan konstan (isotermal system).
SEL berfungsi pada temperatur & tekanan konstan (isotermal system).
Perubahan
pada energi bebas merupakan bagian dari perubahan energi total pada sistem yang
dapat melakukan pekerjaan, yaitu energi yang berguna dan dkenal dalam berbagai
sistem kimia sebagai potensian kimia.
Organisme
hidup mengubah energi yang diperolehnya dari makanan untuk berbagai tujuan seperti pemeliharaan sel,
reproduksi dan berbagai kerja baik fisik maupun kimia. Dalam banyak
reaksi biokimia, energi dari reaktan diubah dengan sangat efisien menjadi
bentuk yang berbeda. Dalam fotosintesa, energi cahaya diubah menjadi
energi ikatan kimia. Dalam mitokondria, energi bebas yang
terkandung dalam molekul kecil dari bahan makanan diubah mnjadi suatu alat
tukar energi dalam bentuk adenosin trifosfat ( ATP ). Energi ikatan kimia yang
terkandung dalam ATP selanjutnya digunakan dalam berbagai cara dan tujuan.
Dalam kontraksi otot, energi ATP diubah oleh miosin menjadi energi mekanik.
Membran dan organel sel mempunyai pompa yang menggunakan ATP untuk transport
molekul dan ion. ATP juga digunakan untuk berbagai aktiviatas sel
lainnya.
Bioenergetika
atau thermodinamika biokimia menerangkan berbagai macam perubahan energi yang
menyertai reaksi-reaksi biokimia. Energi bebas adalah bahagian energi total
yang dapat digunakan untuk kerja-kerja
bermanfaat, difungsikan berdasar
hukum termodinamika pertama dan kedua.
Hukum atau
Kaidah Termodinamika dalam Sistem Biologik
Kaidah
pertama termodinamika:
Kaidah
pertama ini merupakan hukum penyimpangan energi, yang berbunyi: “ Energi total sebuah sistem, termasuk
energi sekitarnya adalah konstan ”. Ini berarti bahwa saat terjadi
perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh. Namun
energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi
bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas,
mekanik dan sebagainya.
Kaidah kedua termodinamika:
Kaidah kedua
berbunyi: entropi total sebuah sistem
harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan. Entropi adalah
derajat ketidakteraturan atau keteracakan sistem (random). Entropi akan
mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan
seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara
perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan
entropi (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan: ΔH
adalah perubahan entalpi (panas) dan T adalah suhu absolut.
Di dalam
kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE, yaitu
perubahan total energi internal di dalam reaksi, maka hubungan di atas dapat
diungkapkan dengan persamaan:
ΔG =ΔE – TΔS
Jika ΔG
bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi bebas
(reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung
sampai selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG
bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi
endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk
terjadi reaksi. Bila ΔG adalah nol, sistem berada dalam keseimbangan dan tidak
ada perubahan yang terjadi.
Peran
senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
Untuk
mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan energi
bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme
dengan proses eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi
cahaya matahari, bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe2+ à Fe3+.
Sebaliknya organisme heterotrofik, memperoleh energi bebasnya dengan
melakukan metabolisme yaitu pemecahan molekul organik kompleks.
Adenosin trifosfat (ATP)
berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses eksergonik ke proses
endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin, ribosa dan
3 gugus fosfat (lihat Gambar 3.1). Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi
sebagai kompleks Mg2+
Gambar ATP diperlihatkan
sebagai kompleks magnesium
Gambar ATP dan ADP
Energi bebas baku hasil
hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam biokimia tertera pada Tabel
3.1. Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP terbagi
menjadi 2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki ΔG lebih
rendah dari pada ΔG0 pada ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang
memiliki nilai ΔG lebih tinggi daripada ΔG0 pada ATP, termasuk di
dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat, fosfoenol piruvat dan sebagainya.
BIOENERGETIKA DAN FOSFORILASI OKSIDATIF
Bioenergetika atau termodinamika
biokimia memberikan prinsip dasar untuk menjelaskan mengapa sebagian reaksi
dapat terjadi sedangkan sebagian yang lain
tidak. Sejumlah sistem non biologik dapat menggunakan energi
panas untuk melaksanakan kerjanya, namun sistem biologi pada hakekatnya
bersifat isotermik dan memakai energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses
kehidupan. Prinsip reaksi oksidasi reduksi yaitu reaksi pengeluaran dan
perolehan elektron berlaku pada berbagai
sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi pemahaman tentang sifat oksidasi
biologi.
Ternyata
banyak reaksi-reaksi oksidasi dalam sel hidup dapat berlangsung tanpa peran
molekul oksigen. Mitokondria sebagai organella pernapasan sel, dikatakan
demikian karena didalamnya berlangsung sebagian besar peristiwa penangkapan
energi yang berasal dari oksidasi dalam
rantai pernapasan sel. Sistem dalam mitokondria yang merangkaikan respirasi
dengan produksi ATP sebagai suatu zat antara berenergi tinggi dikenal dengan fosforilasi
oksidatif. Fosforilasi oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap
energi bebas dengan proporsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan
organisme an aerob.
Fosforilasi
oksidatif yaitu proses perangkaian respirasi dengan produksi zat antara
berenergi tinggi misal ATP yang terjadi di mitokondria. Pada kepentingan
biomedis, hal ini berguna untuk mempelajari proses obat/racun yg dpt menghambat
fosfolirasi oksidatif dan mempelajari kelainan bawaan (miopati,encepalopati,
dll). Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumberenergi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak,pertumbuhan,dll. Respirasi terjadi di dalam mitokondria.
Rantai respirasi dan
fosforilasi oksidatif
Rantai respirasi terjadi di dalam mitokondria
sebagai pusat tenaga. Di dalam mitokondria inilah sebagian besar peristiwa
penangkapan energi yang berasal dari oksidasi respiratorik berlangsung. Sistem
respirasi dengan proses pembentukan intermediat berenergi tinggi (ATP) ini
dinamakan fosforilasi oksidatif. Fosforilasi
oksidatif memungkinkan organisme aerob menangkap energi bebas dari substrat
respiratorik dalam proporsi jauh lebih besar daripada organisme anaerob.
Proses
fosforilasi oksidatif
Organisme kemotrop memperoleh energi bebas
dari oksidasi molekul bahan bakar, misalnya glukosa dan asam lemak. Pada
organisme aerob, akseptor elektron terakhir adalah oksigen. Namun elektron
tidak langsung ditransfer langsung ke oksigen, melainkan dipindah ke pengemban-pengemban
khusus antara lain nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+) dan
flavin adenin dinukleotida (FAD).
Pengemban tereduksi ini selanjutnya
memindahkan elektron ke oksigen melalui rantai transport elektron yang terdapat
pada sisi dalam membran mitokondria (Gambar 3.7). Gradien proton yang terbentuk
sebagai hasil aliran elektron ini kemudian mendorong sintesis ATP dari ADP dan
Pi dengan bantuan enzim ATP sintase. Proses tersebut dinamakan
fosforilasi oksidatif. Dalam hal ini energi dipindahkan dari rantai transport
elektron ke ATP sintase oleh perpindahan proton melintasi membran. Proses ini
dinamakan kemiosmosis.
NAD+
FAD
Gambar Struktur kimia
NAD+ dan FAD
Gambar Ringkasan proses
fosforilasi oksidatif di dalam mitokondria
Rantai
transport elektron membawa proton dan elektron, memindahkan elektron dari donor
ke akseptor dan mengangkut proton melalui membran.
Informasi tentang enzim yang berperan dalam fosforilasi
oksidatif
Nama
|
Penyusun
|
kDa
|
Polypeptides
|
Kompleks
I
|
NADH
dehydrogenase (or)
NADH-coenzyme Q reductase |
800
|
25
|
Kompleks
II
|
Succinate
dehydrogenase (or)
Succinate-coenzyme Q reductase |
140
|
4
|
Kompleks
III
|
Cytochrome
C - coenzyme Q oxidoreductase
|
250
|
9-10
|
Kompleks
IV
|
Cytochrome
oxidase
|
170
|
13
|
Kompleks
V
|
ATP
synthase
|
380
|
12-14
|
Secara ringkas fosforilasi oksidatif, terdiri atas 5
proses dengan dikatalisis oleh kompleks enzim, masing-masing kompleks I, kompleks II, kompleks III, kompleks
IV dan kompleks V.
Kompleks I
|
|||||||||||||||
Kompleks II
|
|||||||||||||||
Kompleks
III
|
|||||||||||||||
Kompleks
IV
Gambar 3.8 Tahap-tahap proses
fosforilasi oksidatif
|
Gambar Tahap-tahap proses fosforilasi oksidatif
NADH dan FADH2 yang terbentuk
pada reaksi oksidasi dalam glikolisis, reaksi oksidasi asam lemak dan
reaksi-reaksi oksidasi dalam siklus asam sitrat merupakan molekul tinggi energi
karena masing-masing molekul tersebut mengandung sepasang elektron yang
mempunyai potensial transfer tinggi. Bila elektron-elektron ini diberikan
pada oksigen molekuler, sejumlah besar energi bebas akan dilepaskan dan dapat
digunakan untuk menghasilkan ATP. Jadi, oksidasi dan fosforilasi terangkai
melalui gradien proton pada membran dalam mitokondria. Pembentukan ATP
dalam glikolisis sempurna glukosa menjadi CO2 dan H2O, dari 30 ATP yang
terbentuk 26 ATP berasal dari proses fosforilasi oksidatif.
Komplek-komplek enzym yang terangkai pada membran dalam mitokondria untuk
pengangkutan elektron dari molekul NADH atau FADH2 ke oksigen molekuler dimana
terbentuk sejumlah ATP dan molekul air dikenal dengan rantai pernapasan.
Sejumlah
ATP yang dibentuk pada peristiwa fosforilasi oksidatif dirantai
pernapasan tidak begitu pasti karena stoikiometri pompa proton, sintesa
ATP dan proses transport metabolite tidak harus dalam jumlah bulat atau
bernilai tetap. Menurut perkiraan saat ini, jumlah H+ yang dipompa dari matriks
kesisi sitosol membran oleh Komplek enzym I, III dan IV per pasangan elektron,
masing-masing adalah 4, 2 dan 4. Sintesa ATP digerakkan oleh aliran kira-kira
tiga H+ melalui ATP sintase. Sedangkan untuk mengangkut ATP dari matriks
kesitosol memerlukan satu H+ tambahan. Dengan demikian terbentuk
kira-kira 2,5 ATP sitosol akibat aliran sepasang elektron dari NADH ke oksigen.
Untuk elektron yang masuk pada tahap komplek III, misalnya yang berasal dari
oksidasi suksinat, hasilnya adalah kira-kira 1,5 ATP per pasangan
elektron. Kecepatan fosforilasi oksidatif ditentukan oleh
kebutuhan ATP. Transport elektron terangkai erat dengan fosforilasi,
elektron tidak mengalir melalui rantai pernapasan ke oksigen bila tidak
ada ADP yang secara simultan mengalamifosforilasi menjadi ATP.
Fosforilasi
oksidatif memerlukan suplai NADH atau sumber elektron lain dengan potensial
tinggi, oksigen, ADP dan ortofosfat. Faktor terpenting dalam menentukan
kecepatan fosforilasi oksidatif adalah kadar ADP. Kecepatan konsumsi
oksigen oleh mitokondria meningkat tajam bila ditambahkan ADP dan kembali
kenilai semula bila ADP yang ditambahkan sudah difosforilasi menjadi ATP.
Pengaturan oleh kadar ADP ini disebut pengaturan respirasi. Kepentingan
fisiologis mekanisme pengaturan ini jelas, kadar ADP meningkat bila ATP dipakai
dan dengan demikian fosforilasi oksidatif terangkai dengan penggunaan
ATP. Elektron tidak mengalir dari molekul bahan bakar kemolekul oksigen
bila sintesa ATP tidak diperlukan.
Berikut
menunjukkan 5 kondisi yang mengontrol kecepatan respirasi mitokondria:
Status 1: tersedianya ADP dan substrat
Status 2: tersedianya substrat saja
Status 3: kapasitas rantai respirasi, bila substrat
dan komponen lain terdapat dalam jumlah yang jenuh.
Status 4: tersedianya ADP saja
Status 5: tersedianya O2 saja dan proses yang
memerlukan energi
Penghambat
rantai respirasi:
1. Inhibitor rantai respirasi
- Barbiturat
(amobarbital) plerisidin A, insektisida, rotenon (racun ikan): menghambat
transport elektron melalui complex I dengan memblok transfer dari Fe-S ke Q
- Antimycin A dan
dimercapol (BAL): menghambat pada complex III
- H2S, karbon
monoksida, dan sianida (HCN): mengahmba complex IV dan dapat menghentikan
respirasi secara total.
- Karboksin dan
TTFA: menghambat transfer elektron pada complex II
- Malonate:
kompetitif inhibitor daari complex II
2. Inhibitor fosforilasi oksidatif
- Atractioside:
menghambat fosforilasi oksidatif dengan menghambat transporter ADP ke dalam dan
ATP keluar mitokondria
3. Uncoupler fosforilasi oksidatif
- Memisahkan
oksidasi dan fosforilasi dalam rantai respirasi
- Bersifat toksik,
menyebabkan respirasi tidak terkontrol karena tidak lagi dibatasi oleh
konsentrasi ADP dan Pi
contohnya: - 2,4 dinitrophenol (DNP), dinitrokresol,
pentaklorofenol.
- CCCP (m-klorokarbonil sianida fenil
hidrazon)
- Thermmogenin (the uncoupling protein)
- Antibiotik oligomycin : memblok oksidasi
dan fosforilasi secara total dengan memblok protein melalui ATP synthase
PROSES !
·
Siklus dimulai dengan reaksi antara
sebagian acetyl dari acetyl coA dan 4-carbon dicarboxilic acid oksaloasetat,
membentuk 6 carbon tricarboxylic acid dan citrate. Dalam reaksi berikut 2
molekul CO2 dilepas dan oksaloaseatat dihasilkan kembali. Hanya sedikit
oxaloacetate yang dibutuhkan untuk oksidasi banyak acetyl co-A, dapat disebut mempunyai
peranan katalitik.
·
Reaksi awal antara untuk membentuk
citrate dikatalisa oleh citrate synthase, yang membentuk sebuah ikatan
karbon-karbon antara methyl carbon dari acetyl koA dan carbonyl carbon dari
oxaloasetat.
·
Oksaloasetat diisomerasasi menjadi
isocitrate oleh enzim aconitase (aconitate hydratase); reaksi terjadi dalam 2
langkah yaitu rehidrasi menjadi cis aconitate dan rehidrasi menjadi isositrat.
Fluoroacetate bersifat toksik karena berkondensasi dengan oxaloacetat untuk
membuat fluorocitrate dengan menghambat aconitase, menyebabkan akumulasi
citrate.
·
Citrate mengalami dehidrogenase yang
dikatalisa oleh isocitrate dehidrogenase untuk awalnya membentuk
oxalosuccinate, yang tetap terikat pada enzim dan mengalami dekarboksilase
menjadi alfa ketoglutarat.
·
Alfa ketoglutarat mengalami
dekarboksilasi oksidatif oleh alfa ketoglutarat dehydrogenase complex dengan
kofaktor thiamin diphosphatase, lipoate, NAD+, FADD, dan coA à
menghasilkan pembentukan succinyl coA, arsenite menghambat reaksi ini, menyebabkan
akumulasi substrat yaitu alfa ketoglutarat.
·
Succinil koA diubah menjadi
succinate oleh enzim succinate thiokinase (succinil coA syntethase).
Selanjutnya metabolisme succinate mengarah pada regenerasi oxaloasetat
·
Reaksi dheidrogenasi pertama, membentuk
fumarat, dikatalisa oleh succinate dehydrogenasea
·
Fumarase (fumarate hydratase)
mengkatalisa penambahan air pada ikatan ganda fumarate, menghasilkan malate.
·
Malate diubah menjadi oksaloasetat
oleh malate dehidrogenase.
ATP merangkai proses eksergonik dan endergonik
Proses
dimana berlangsungnya reaksi-reaksi yang melepaskan energi bebas
(eksergonik) selalu dirangkaikan dengan proses yang reaksi-reaksinya memerlukan energi bebas (endergonik). Reaksi eksergonik adalah reaksi dalam proses katabolisme yaitu reaksi-reaksi pemecahan atau oksidasi molekul bahan bakar sedangkan reaksi sintesa yang membangun berbagai substansi terdapat dalam proses anabolisme.
(eksergonik) selalu dirangkaikan dengan proses yang reaksi-reaksinya memerlukan energi bebas (endergonik). Reaksi eksergonik adalah reaksi dalam proses katabolisme yaitu reaksi-reaksi pemecahan atau oksidasi molekul bahan bakar sedangkan reaksi sintesa yang membangun berbagai substansi terdapat dalam proses anabolisme.
Untuk
merangkaikan kedua proses eksergonik dan endergonik harus ada senyawa
antara dengan potensial energi tinggi yang dibentuk dalam reaksi eksergonik
dan menyatukan senyawa yang baru dibentuk tersebut kedalam reaksi endergonik,
sehingga energi bebasnya dialihkan antara dua proses tersebut. Senyawa
antara yang dibentuk tidak perlu mempunyai hubungan struktural dengan reaktan-reaktan
yang bereaksi. Dalam sel hidup, reaksi oksidasi yang
melepas energi bebas selalu disertai dengan peristiwa fosforilasi yang membentuk
senyawa dengan potensial energi lebih tinggi. Senyawa pembawa atau senyawa
antara energi tinggi yang utama adalah ATP .
ATP
adalah nukleotida yang terdiri dari adenin , ribosa dan trifosfat . Bentuk aktif
ATP adalah kompleksnya bersama dengan Mg2+ atau Mn2+. Sebagai pengemban energi,
ATP kaya energi karena unit trifosfatnya mengandung dua ikatan fosfoanhidrida.
Sejumlah besar energi bebas dilepaskan ketika ATP dihidrolisis menjadi
adenosin difosfat (ADP) dan ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis menjadi
adenosin monofosfat (AMP) dan pirofosfat (Ppi). ATP memungkinkan perangkaian
reaksi yang secara termodinamik tidak menguntungkan menjadi reaksi yang
menguntungkan. Reaksi pertama dalam lintasan glikolisis yaitu
fosforilasi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat adalah reaksi yang endergonik (tGº
= + 13,8 kj/mol), agar reaksi dapat berlangsung harus terangkai dengan
reaksi lain yang lebih eksergonik yaitu hidrolisa gugus terminal fosfat ATP (tGº
= - 30,5 kj/mol ) sehingga rangkaian reaksi yang dikatalisa oleh heksokinase tersebut
berlangsung dengan mudah dan sangat eksergonik (tGº = - 16,7 kj/mol ).
Konversi
antar ATP, AMP dan ADP adalah mungkin. Enzym adenilat kinase (miokinase)
mengkatalisis reaksi : ATP + AMP ⇔
ADP + ADP. Reaksi ini mempunyai fungsi antara lain, memungkinkan fosfat energi
tinggi dalam ADP untuk digunakan dalam sintesa ATP, memungkinkan AMP yang
terbentuk dari beberapa reaksi aktivasi yang melibatkan ATP difasforilasi ulang
menjadi ADP dan memungkinkan peningkatan konsentrasi AMP (ketika ATP terpakai habis)
sebagai sinyal metabolik untuk menaikkan kecepatan reaksi-reaksi katabolik
(menghasilkan ATP). Beberapa reaksi biosintesis dijalankan oleh nukleotida
trifosfat yang analog dengan ATP, yaitu guanosin trifosfat (GTP), uridin
trifosfat (UTP) dan sitidin trifosfat (CTP). Bentuk difosfat nukleotida-nukleotida
ini disebut dengan GDP, UDP dan CDP dan bentuk- bentuk monofosfatnya dengan
GMP, UMP dan CMP. Transfer gugus fosforil terminal dari satu kelain nukleotida
dapat terjadi dengan bantuan enzym nukleosida difosfat
kinase seperti reaksi-reaksi ATP + GDP ⇔ ADP + GTP dan ATP + GMP ⇔ ADP + GDP.
kinase seperti reaksi-reaksi ATP + GDP ⇔ ADP + GTP dan ATP + GMP ⇔ ADP + GDP.
Berbagai
senyawa dalam sistem biologi mempunyai potensi fosforil yang tinggi. Ternyata,
beberapa diantaranya, seperti fosfoenolpiruvat, karbamoil fosfat, 1, 3
bifosfogliserat, asetil fosfat dan kreatin fosfat mempunyai potensial
pemindahan fosfat yang lebih tinggi dari ATP, hal ini berarti senyawa-senyawa
tersebut dapat memindahkan gugus fosforilnya ke ADP untuk membentuk ATP.
Potensial transfer fosforil senyawa-senyawa terfosforilasi yang penting secara
biologis seperti glukosa 1 fosfat, fruktosa 6 fosfat, glukosa 6 fosfat dan
gliserol 3 fosfat lebih rendah dari ATP. Posisi ATP yang berada ditengah-tengah
dari molekul-molekul terfosforilasi tersebut, memungkinkan ATP berfungsi secara
efisien sebagai pengemban gugus fosforil.
ATP
sering disebut senyawa fosfat berenergi tinggi dan ikatan fosfoanhidridanya
disebut sebagai ikatan berenergi tinggi. Senyawa-senyawa tinggi energi
adalah senyawa yang banyak melepaskan enegi bebas ketika mengalami hidrolisis.
Istilah ikatan berenergi tinggi sering disimbolkan dengan ~ P dan menunjukkan
senyawa yang punya potensial transfer fosforil tinggi. Ada tiga sumber utama ~
P yang mengambil bagian dalam penangkapan energi yaitu peristiwa fosforilasi
oksidatif, sumber ~ P yang paling besar pada organisme aerobik, sumber energi
bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari reaksi-reaksi oksidasi rantai
pernapasan. Sumber kedua adalah glikolisis, membentuk total dua ~ P yang terjadi
pada reaksi pemecahan glukosa menjadi laktat. Sumber ketiga adalah siklus asam
sitrat, dimana satu ~ P dihasilkan langsung pada konversi suksinil ko-A menjadi
suksinat. Senyawa biologi penting lainnya yang digolongkan sebagai senyawa
energi tinggi adalah yang mengandung ikatan tiol ester, mencakup koenzym A,
protein pembawa asil, senyawa ester asam amino, S-adenosilmetionin, uridin
difosfat glukosa dan fosforibosil.1.pirofosfat.
Reaksi oksidasi molekul bahan bakar dimana NADH dan FADH2 adalah pengemban elektron utama
Reaksi oksidasi molekul bahan bakar dimana NADH dan FADH2 adalah pengemban elektron utama
Kemotrop
memperoleh energi bebas dari oksidasi molekul bahan bakar, seperti glukosa dan
asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor elektron terakhir adalah oksigen.
Transport elektron dalam reaksi-reaksi oksidasi tidak langsung dari molekul
bahan bakar atau dari produk pemecahannya ke oksigen. Substrat-substrat yang
dioksidasi memindahkan elektronnya kepengemban-pengemban khusus yaitu nukleotida
piridin atau flavin. Pengemban yang tereduksi ini kemudian memindahkan elektron
potensi tingginya ke oksigen melalui rantai pernapasan yang terdapat pada sisi
dalammembran mitokondria. Gradien proton yang terbentuk sebagai hasil aliran elektron
dalam rantai pernapasan ini yang kemudian mendorong sintesis ATP
dari ADP dan ortofosfat ( Pi ). Proses ini yang disebut fosforilasi oksidatif,
yang menjadi sumber utama ATP pada organisme aerob. Selain itu, elektron
potensi tinggi yang berasal dari oksidasi molekul bahan bakar dapat digunakan
pada reaksi-reaksi biosintesa yang memerlukan daya pereduksi.
Nikotinamid
adenin dinukleotida (NAD+) adalah pengemban elektron utama pada
oksidasi molekul bahan bakar. Bagian reaktif dari NAD+ adalah cincin
nikotinamidnya, suatu derivat piridin. Pada oksidasi substrat, cincin
nikotinamid NAD+ menerima satu ion hidrogen dan dua elektron, yang ekivalen
dengan satu ion hidrida(H-). Bentuk tereduksi pengemban ini
disebut NADH. Pada dehidrogenasi diatas, satu atom hidrogen dari subsrat
dipindahkan langsung ke NAD+, sedangkan yang lainnya terdapat
dalam pelarut sebagai proton. Kedua elektron yang dilepaskan oleh substrat
dipindahkan kecincin nikotinamid. Pengemban elektron utama lainnya pada
oksidasi molekul bahan bakar adalah flavin adenin dinukleotida (FAD). Bentuk
tereduksinya adalah FADH2. Bagian reaktif dari FAD adalah cincin isoaloksazinnya.
FAD, seperti juga NAD+, dapat menerima dua elektron. Tetapi
tidak seperti NAD+, FAD mengambil proton dan juga ion hidrida.
Elektron dari NADH sitosol
Membran
dalam mitokondria tidak permeabel terhadap NADH dan NAD+. NADH
yang terbentuk pada glikolisis disitosol, pada oksidasi gliseraldehid
3-fosfat, harus dioksidasi kembali menjadi NAD+ untuk kelangsungan
glikolisis. Bagaimana NADH sitosol dapat dioksidasi melalui rantai pernapasan
bila tidak dapat masuk kemitokondria? Pemecahannya adalah elektronnya saja yang
dibawah melintasi membran mitokondria. Salah satu pembawa adalah gliserol
3-fosfat yang dapat menyebrangi membran luar mitokondria. Langkah pertama
dalam sistem ini adalah pemindahan elektron dari NADH ke dihidroksiaseton
fosfat membentuk gliserol 3-fosfat yang dikatalisa oleh gliserol 3-fosfat
dehidrogenase. gliserol 3-fosfat berdifusi kedalam mitokondria dan dioksidasi
kembali menjadi dihidroksiaseton fosfat pada permukaan luar membran dalam
mitokondria. Sepasang elektron dari gliserol 3-fosfat ditransfer
kegugus prostetik gliserol dehidrogenase mitokondria. Enzym ini berbeda
dengan enzym serupa yang ada disitosol, karena menggunakan FAD dan bukan
NAD sebagai akseptor elektron selain itu juga merupakan
protein transmembran. Dihidroksiaseton fosfat yang terbentuk kemudian
berdifusi kembali kedalam sitosol untuk melengkapi sistem angkut ini. Flavin
tereduksi dalam mitokondria memindahkan elektronnya kepembawa elektron Q
dan masuk rantai pernapasan dalam bentuk QH2. Akibatnya hanya terbentuk 1,5 ATP
dan bukan 2,5 ATP bila NADH sitosol yang dioksidasi dalam rantai pernapasan
diangkut oleh gliserol 3-fosfat. Penggunaan FAD memungkinkan elektron
dari NADH sitosol ditranspor kedalam mitokondria melawan gradien
konsentrasi NADH , walaupun untuk itu , sistem angkut ini
harus merugi satu ATP dibanding bila sistem menggunakan NAD+. Sistem angkut ini terutama berperan pada otot
terbang serangga yang dapatmempertahankan kecepatan fosforilasi oksidatif yang
sangat tinggi . Dalam jantung dan hati, elektron dari NADH sitosol
dibawa kedalam mitokondria melalui sitem angkut malat-aspartat,
yang menggunakan dua penggemban membran dan empat enzym. Diawali
dengan transfer elektron dari NADH sitosol ke oksaloaetat, membentuk malat, yang
kemudian melintasi membran dalam mitokondria dan dioksidasi kembali melalui NAD+
dalam matriks mitokondria membentuk NADH. Karena oksaloasetat yang dibentuk
tidak mudah melintasi membran dalam mitokondria, diperlukan reaksi
transaminasi untuk membentuk aspartat, yang dapat diangkut kesisi
sitosol. Berbeda dari sistem angkut gliserol fosfat , NADH hanya
dapat dibawa kedalam mitokondria bila ratio NADH / NAD+ disitosol lebih
tinggi dari pada dimatriks mitokondria.
Protein pengangkut dalam mitokondria
Mitokondria
merupakan organel yang berbentuk lonjong, biasanya dengan panjang kurang lebih
dua mikrometer dan diameter setengah mikrometer. Mitokondria mengandung
susunan rantai pernapasan, enzym-enzym siklus asam sitrat dan
enzym-enzym oksidasi asam lemak. mitokondria memiliki dua sistem membran,
membran luar dan membran dalam yang luas dan berlipat-lipat. Lipatan-lipatan
pada membran dalam disebut krista. Dua kompartemen dalam
mitokondria
yaitu ruang antar membran (ruang antara membran dalam dan membran luar mitokondria) dan matriks yang dibatasi membran dalam. Kedua sisi membran dalam disebut sisi matriks (sisi negatif) dan sisi sitosol (sisi positif) karena potensial membran antara dua sisi tersebut. Sisiruang antar membran dikatakan sisi sitosol karena dapat dicapai oleh hampir semua molekul kecil dalam sitosol.
yaitu ruang antar membran (ruang antara membran dalam dan membran luar mitokondria) dan matriks yang dibatasi membran dalam. Kedua sisi membran dalam disebut sisi matriks (sisi negatif) dan sisi sitosol (sisi positif) karena potensial membran antara dua sisi tersebut. Sisiruang antar membran dikatakan sisi sitosol karena dapat dicapai oleh hampir semua molekul kecil dalam sitosol.
ATP
dan ADP tidak berdifusi bebas melintasi membran dalam mitokondria. Suatu
protein transport spesifik, ATP-ADP translokase (pembawa adenin nukleotida), memungkinkan
molekul yang tinggi muatan ini menyebrangi sawar permeabilitas membran
dalam mitokondria. Aliran ATP dan ADP terangkai secara antiport, ADP masuk
matriks bila ATP keluar matriks mitokondria, dan sebaliknya. Pertukaran ATP-dihasilkan
pada transfer elektron melalui rantai pernapasan. Beberapa protein
pengangkut atau pengemban mitokondria lain untuk ion dan metabolite bermuatan
bekerja dengan cara simport dan antiport. Pengemban fosfat, bekerja bersama
dengan translokase ATP-ADP, menyebabkan pertukaran antara Pi (sebagai ion H2PO4-)
dengan OH- atau simport dari Pi dan H+. Kerjasama kedua pengangkut
ini, menyebabkan pertukaran ADP dan Pi sitosol dengan ATP matriks, disertai
masuknya satu H+. Pengemban dikarboksilat, memungkinkan malat, suksinat dan
fumarat dikeluarkan dari mitokondria secara antiport dengan Pi. Pengemban
trikarboksilat, mengangkut sitrat dan satu proton masuk mitokondria secara antiport dengan malat. Pengemban piruvat, membawa masuk piruvat dari sitosol kematriks mitokondria secara simport dengan H+ atau secara antiport dengan OH-. Pengangkut α ketoglutarat, membawa masuk α ketoglutarat secara antiport dengan malat. Protein-protein pengangkut mitokondria ini dan lebih dari lima yang lainnya mempunyai struktur yang sama. Membran dalam mitokondria bersifat permeabel bebas terhadap molekul kecil yang tidak bermuatan, seperti air, oksigen, CO2, dan asam monokarboksilat (seperti 3-hidroksibutirat, asetoasetat, dan asetat ), sedangkan asam lemak rantai panjang masuk mitokondria dengan pembawa karnitin.
trikarboksilat, mengangkut sitrat dan satu proton masuk mitokondria secara antiport dengan malat. Pengemban piruvat, membawa masuk piruvat dari sitosol kematriks mitokondria secara simport dengan H+ atau secara antiport dengan OH-. Pengangkut α ketoglutarat, membawa masuk α ketoglutarat secara antiport dengan malat. Protein-protein pengangkut mitokondria ini dan lebih dari lima yang lainnya mempunyai struktur yang sama. Membran dalam mitokondria bersifat permeabel bebas terhadap molekul kecil yang tidak bermuatan, seperti air, oksigen, CO2, dan asam monokarboksilat (seperti 3-hidroksibutirat, asetoasetat, dan asetat ), sedangkan asam lemak rantai panjang masuk mitokondria dengan pembawa karnitin.
Kreatin
fosfat mengangkut fosfat energi tinggi Gerakan ulang alik kreatin fosfat memungkinkan
pemindahan cepat fosfat energi tinggi dari mitokondria kesitosol. Gerakan ini
menguatkan fungsi kreatin fosfat sebagai pendapar energi dengan bekerja
sebagai suatu sistem yang dinamis untuk pemindahan fosfat energi
tinggi dari mitokondria pada jaringan yang aktif seperti otot
jantung dan otot skelet. Jumlah ATP pada otot hanya mencukupi untuk
menopang aktivitas produksi selama kurang dari satu detik. Otot vertebrata mengandung
gudang fosfat energi tinggi dalam bentuk kreatin fosfat (fosfokreatin), yang
dapat dengan mudah mentransfer fosfat energi tingginya ke ADP membentuk ATP.
Kreatin fosfat mempertahankan konsentrasi ATP tinggi selama periode
kerja otot. Kreatin kinase yang ada pada ruang
antar membran mitokondria, mengkatalisa pemindahan fosfat energi tinggi dari
ATP kepada kreatin. Selanjutnya, kreatin fosfat yang terbentuk diangkut
kesitosol melalui porin (pori-pori protein) yang terdapat pada membran luar
mitokondria. Isozym kreatin kinase yang berbeda mengantarai pemindahan fosfat
energi tinggi ke dan dari berbagai sistem yang menggunakan atau
menghasilkannya. CKa, kreatin kinase yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan
ATP yang besar, seperti kontraksi otot. CKc, kreatin kinase untuk
mempertahankan keseimbangan antara kreatin dan kreatin fosfat, juga keseimbangan
ATP dan ADP. CKg, kreatin kinase yang menggabungkan
glikolisis pada kreatin untuk sintesa kreatin fosfat. Dan CKm, kreatin kinase
mitokondria yang memperantarai pembentukan kreatin fosfat dari ATP yang
terbentuk melalui fosforilasi oksidatif. Kreatin fosfat + ADP + H+ ⇔ ATP +
kreatin, energi bebas standart hidrolisa kreatin fosfat adalah –10,3
kkal/mol, dibandingkan dengan hidrolisa ATP yang –7,3 kkal/mol maka,
perubahan energi bebas standart pada pembentukan ATP dari kreatin fosfat
adalah –3 kkal/mol. Potensial transfer fosforil kreatin fosfat yang lebih
tinggi dari ATP, menyebabkan kreatin fosfat menjadi dapar fosfat energi
tinggi yang sangat efektif.
BAB IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini antara lain :
1.
Reaksi berlangsung
spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif) yaitu
reaksi tersebut bersifat eksergonik, dan jika tG positif, reaksi
hanya berlangsung bila diperoleh energi bebas, reaksi ini bersifat
endergonik.
2.
ATP adalah zat
perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan proses-proses yang
bersifat eksergonik dengan proses-proses yang bersifat endergonik.
3.
Enzym oksidase dan dehidrogenase
memiliki peran utama dalam proses rantai
pernapasan.
pernapasan.
4.
Komplek-komplek enzym
dalam rantai pernapasan menggunakan potensial energi dari gradien proton
untuk mensintesa ATP dari ADP dan Pi. Dengan demikian jelas
terlihat bahwa rangkaian reaksi oksidasi terangkai erat dengan
fosforilasi.
5.
Terdapat sejumlah
senyawa kimia yang dapat menghambat rangkaian reaksi
oksidasi dan peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi.
oksidasi dan peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi.
6.
Terdapat protein
pengangkut khusus untuk perlintasan beberapa ion dan
metabolit pada membran mitokondria.
metabolit pada membran mitokondria.
II.
Saran
Dalam pembahasan makalah ini,
seharusnya kita tidak hanya membaca saja seharusnya lebih mendalami materi yang
dibahas. Karena materi Bioenergetika perlu dipelajari lebih dalam, karena ini
menjadi bekal kita untuk lebih mengetahui
keterkaitan Bioenergetika dalam tubuh makhluk hidup dan bersangkutan
dengan pelajaran MIPA khususnya Kimia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-Biochemistry
http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2008, WKU Bio 113 Biochemistry
http://www.en.wikipedia.org, 2008, Oxidative Phosphorylation
http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl J. Miller
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2008, General, Organic and Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transport, 2008, Interactive Concepts in Biochemistry:
Oxidative Phosphorylation
Allen, J.P., 2008. Biophysical Chemistry. 1st Ed.
John Wiley & Sons, Ltd. Publish. Singapore.
Champe P C PhD, Harvey
R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry 2nd.1994 : 61 –
72
Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles
of Biochemistry 2nd 1993 : 364 – 394
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia,
Jilid 2. (Terjemahan: Maggy Thenawijaya). Penerbit: Erlangga. Jakarta.
Mathew, C.K., and Van Halde. 1996. Biochemistry. 2nd Ed. The Benjamin / Cummings Publishing Company, Inc. California.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah
Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah:
Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar