STRUKTUR & ORGANEL SEL
HEWAN & TUMBUHAN
Dengan mempelajari komponen sel,kita akan dapat
memahami fungsi sel bagi kehidupan.Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke
(yang hidup pada 1635-1703). Hooke (pada tahun 1665) mengamati sel gabus dengan
menggunakan mikroskop sederhana. Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti
ruangan-ruangan kecil. Maka, dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula
yang berarti kamar kecil untuk menamai objek yang ditemukannya itu.
SEJARAH PENEMUAN SEL
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup, baik
dalam dunia tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Sel terdiri atas protoplasma, yaitu,
isi sel yang terbungkus oleh suatu membran atau selaput sel.Evolusi sains
seringkali berada sejajar dengan penemuan peralatan yang memperluas indera
manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan dan kajian awal tentang
sel memperoleh kemajuan sejalandengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada
abad ke tujuh belas. Sehingga mikroskop sejak awal tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah penemuan sel, yang dijelaskan sebagai berikut:
• Galileo Galilei (Awal Abad 17)
dengan alat dua lensa menggambarkan struktur tipis dari mata serangga. Gallei
sebenarnya bukan seorang biologiwan pertama yang mencatat hasil pengamatan
biologi melalui mikroskop.
• Robert Hook (1635-1703) melihat gambaran satu
sayatan tipis gabus suatu kompertemen atau ruang-ruang disebut dengan nama
Latin cellulae (ruangan kecil), asal mula nama sel.
• Anton van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus
1723), menggunakan lensa-lensa untk melihat beragam spermatozoa, bakteri dan
protista.
• Robert Brown (1733-1858) pada tahun 1`820 merancang
lensa yang dapat lebih fokus untuk mengamati sel. Titik buram yang selalu ada
pada sel telur, sel polen, sel dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Titik
buram disebut sebagai nukleus.
• Matias Jacob Schleiden pada tahun 1838 berpendapat
bahwa ada hubungan yang erat antara nukleus dan perkembangan sel.
• Teodor Schwan (1810-18830): Sel adalah bagian dari
organisme
TEORI SEL
Sel ialah satu unit kehidupan. Semua benda hidup baik
hewan atau tumbuhan disusun oleh sel. Sel-sel ini berkumpul dan bergabung
dengan adanya bahan antara sel diantaranya untuk membentuk jaringan seperti
otot, tulang rawan dan saraf.
Dalam keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan
membina organ seperti kelenjar, pembuluh darah, kulit dal lain-lain.
Di alam ini kita dapat membagi sel ke dalam dua
kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah prokariotik,
dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon, artinya
inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum inti”.
Ini mengandung pengertian bahwa sel prokariotik
bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik yang tersebar di dalam
sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da Karyon.
Eu, berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel
eukariotik adalah sel-sel yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki
materi inti yang terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak
jelas (Sumardi dan Marianti, 2007).
Telah diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi
sekarang berasal dari sel tunggal yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang
lalu. Sel purba ini digambarkan dengan suatu selaput di sebelah luar, salah
satu peristiwa yang rumit yang memimpin penetapan hidup di atas bumi.
Molekul organik sederhana tersebut mungkin telah
diproduksi dalam kondisi-kondisi yang memungkinkannya hidup dan lestari di bumi
dalam status awal hidpunya (kira-kira selama milyaran tahun pertamanya).
• Sel Prokariot
Yang termasuk di dalam golongan sel-sel prokariotik
adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau Cyanobacteria.
Pada bakteri bagian dalam membran plasma terdapat
sitoplasma, ribosom dan nukleoid. Sitoplasma dapat mengandung vakuola, vesikel
(vakuola kecil) dan menyimpa cadangan gula komplek atau bahan-bahan organik.
Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma dan tempat terjadinya sintesis
protein.
• Sel Eukariot
Sel-sel eukariotik memiliki struktur yang lebh maju
dari pada sel-sel prokariotik. Sel pada umumnya terlihat sebagai massa yang
jenih dengan bentuk yang tidak teratur, dibatasi oleh sutu selaput dan
ditengah-tengahnya tedapat bangunan yang lebih pucat yang bentuknya bulat,
disebut nnukleus atau inti sel.
Jadi secara umum sel itu dibina oleh selaput atau
membran sel, plasma sel, dan inti sel. Di bawah dapat dilihat struktur sel
eukariotik (sel hewan dan sel tumbuhan).
Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu
selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein
ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya
adalah:
Protein –
Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak
bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif
permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari
selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu
ke sel yang lain.
Khusus pada
sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang
letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel
tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi
terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi
oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu
pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah.
Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma
yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Sitoplasma
dan Organel Sel
Bagian yang
cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti
sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi
tertentu digunakan Organel Sel.
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel
adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
A.Dinding Sel
Sel tumbuhan
dipisahkan oleh dinding sel yang transparan.Dinding sel adalah struktur di luar
membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan
ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun
struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan
berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif
karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin sebagai penyusun penting).
Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein)
menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin.
Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan
sakarida sederhana (gula).
B. Vakuola
Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang
efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimi
C. Plastida
Plastida
adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini
paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai
bentuk:
•
proplastida, bentuk belum “dewasa”
• leukoplas,
bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar
• kloroplas,
bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan
bagian-bagian berwarna hijau lainnya
• kromoplas,
bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan
bagian lain berwarna jingga
• amiloplas,
bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian
tumbuhan yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar,
rimpang, dan batang (umbi) serta biji.
• elaioplas,
bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa
jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
• etioplas,
bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan
kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya
dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup pencahayaan.
Plastida
adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat
fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
Secara
evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel
eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis
ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida
dianggap terjadi lebih kemudian.
D. Kloroplas
Kloroplas atau Chloroplast adalah plastid yang
mengandung klorofil. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap
dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan,
tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu
sampai banyak plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram
(kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal
dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya.
Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk,
spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.
Kloroplas matang pada beberapa ganggang , biofita dan
likopoda dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas
terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem.
Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar
yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase
gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas
setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti
cakram). Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem
transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada
cahaya. Grana biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas pigmen.
Prokariota yang berfotosintesis tidak mempunyai
kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak bebas dalam sitoplasma dan
memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam pula. Kloroplas
mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein, termasuk ribosom dari tipe
prokariotik.
Struktur Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian
besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri
dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat
permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar
membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam.
Bagian dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom,
stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas
membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di
antara membran tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil.
Contoh tanaman C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum),
kacang kedelai (Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4,
kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4
adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).
Genom Kloroplas Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi
merupakan evolusi dari bakteri fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom
kloroplas terdiri dari 121 024 pasang nukleotida serta mempunyai inverted
repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk
pembentukan ribosom.
Genom kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu
penyandi ribulosa biphosphate carboxylase. Protein yang terlibat di dalam
kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di
inti sel sementara 1/3nya diekspresikan dari genom kloroplas.
E. Nukleus
Nukleus ini umumnya paling mencolok pada sel
eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm. Nukleus memiliki membran yang
menyelubunginya yang disebut membran atau selubung inti. Membran ini memisahkan
isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran atau selubung inti merupakan membran ganda.
Kedua selubung ini masing-masing merupakan bilayer lipid dengan protein yang
terkait. Membran ini dilubangi oleh beberapa pori yang berdiameter sekitar 100
nm. Pada bibir setiap pori membran dalam dan membran luar selubung nukleus
menyatu. Pori-pori ini memungkinkan hubungan antara nukleoplasma (cairan inti)
dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina
nukleus dengan susunan mirip jaring yang terdiri dari filamen protein yang
mempertahankan bentuk nukleus.Di dalam nukleus terdapat:
(1). Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis
berbagai macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan
ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke
sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk
seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu
massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada
bagian kromatin.
(2). Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang
tersusun dari protein.
(3). Butiran kromatin, yang terdapat di dalam
nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat sel membelah
butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.
Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan
informasi genetik melalui sintesis protein.Secara umum, Nukleus bertugas
mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. DNA yang terdapat di dalam
kromosom merupakan cetak biru bagi pembentukan berbagai protein (terutama
enzim). Enzim diperlukan dalam menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma.
F. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula)
adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.Retikulum
Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar
Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau
cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang
ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran
ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.Pada
bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau
ribosome.
Ribosom
merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian
ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan
membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya.
Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam
jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.Contoh protein tersebut
adalah enzim dan hormon. Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang
tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth
Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid.
Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di
beberapa organ seperti hati.Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung
pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang
demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total
membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam
sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti
“jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:RE kasar Di
permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini
berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai
tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak
memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada
protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari
RE halus.
RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot
lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan
proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan
dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi
otot.RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk
sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun”RE
berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat didalam sel itu sendiri”.Jaring-jaring
endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara
selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring
ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari
protein dan asam nukleat, atau RNA.
Partikel-partikel tadi mensintesis protein
serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).jadi fungsi RE
adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel
dengan sitoplasma.
Fungsi Retikulum Endoplasma
Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel
berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
•Memodifikasi
protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan
akhirnya dikeluarkan dari sel.(REkasar)
•Mensintesis
lemak dan kolesterol,ini terjadi dihati (REkasardanREhalus)
•Menetralkanracun(detoksifikasi)misalnyaREyangadadidalamsel-selhati.•Transportasi
molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan
RE halus)
G. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam selyang
berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm
serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut
Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk
rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA
pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau
terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
H. Sentriol
Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya
ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan
letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel
ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat
terjadi pembelahan sel. Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua
sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana
nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang
membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri
dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian
dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti
akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol
anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana
sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan mikrotubula
yang tersusun atas benang-benang spindel.
I. Badan
Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks
Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel,
dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel
hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga
ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.Badan
Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang
bernama Camillo Golgi.
Beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi
terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan
bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran
golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian
dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom
J. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat
membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh
Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel
ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase.
Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.Fungsi utama lisosom
adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel
ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini
akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang
digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut.
Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim
hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada
endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
AutofagiProses autofagi digunakan untuk pembuangan dan
degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi.
Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan
membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik
dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses
ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak,dan embrio manusia.
Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel
berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk
fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans
Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
K. Mitokondria
Mitokondria (mitochondrion’, plural: mitochondria’)
atau kondriosom (chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi
sel makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu
lapisan membran luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam
bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria
terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung,
hati, dan otot.
Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis
endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot
bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis, 1981]. Kemudian keduanya
mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya
DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas
yang terpisah dari sel inangnya.
Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara
mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan
keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama
adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria
memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain
itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri
dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
L. Badan Mikro (Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran
tunggal. Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim
katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida
(H2O2). Hidrogen peroksida merupakan produk metabolism sel yang berpotensi
membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi
karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan,
peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom
terdapat dalam berbagai tipesel.Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan,
misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian.
Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal
yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan
lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak
menjadi gula. Proses perubahan tersebut menghasilkan energi yang diperlukan
bagi perkecambahan.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
1. tidak memiliki dinding sel
2. tidak memiliki plastida
3. memiliki lisosom
4. memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6. bentuk tidak tetap
7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil,
sedikit
Sel Tumbuhan
1. memiliki dinding sel dan membran sel
2. umumnya memiliki plastida
3. tidak memiliki lisosom
4. tidak memiliki sentrosom
5. timbunan zat berupa pati
6. bentuk tetap
7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak
Transpor lewat membran
Transpor lewat membran dibedakan atas:
1. Transpor pasif, tanpa bantuan energi dari sel
(difusi dan osmosis)
2. Transpor
aktif, dengan menggunakan energi dari sel (endositosis, eksositosis dan pompa
natrium kalium).
Mekanisme
Transpor Melalui M0embran
Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi
yang diperlukan dan membuang sisa-sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan
konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan
mengeluarkan ion-ion tertentu. pengaturan keluar masuknya materi dari dan
menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh permeabilitas membran.
Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat
hidrofobik, sehingga tidak dapat ditembus oleh molekul-molekul polar dan
substansi yang larut dalam air. Transpor materi-materi yang rarut dilam air dan
bermuatan diperankan oleh protein integral membran. Transpor molekul – molekul
kecil .
1. Transpor Molekul – Molekul Kecil
Pengangkutan molekul-molekul kecil melalui membran
dilakukan secara pasif (transpor pasif) maupun secara aktif (transpor aktif).
Kedua macam transpor ini dilakukan secara terpadu untuk mempertahankan kondisi
intraseluler agar tetap konstan.
a) Transpor pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi
larutan di antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan
energi rnetabolik. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi
sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated
diffusion), dan osmosis.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan
molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi
melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi
sederhana (simple difusion),d ifusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein
transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena
molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut
dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara
langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon
steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam
lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul
anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang
terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran
atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori
dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil
dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral
, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan
transforter dinamakan difusi difasilitasi.
2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah
pelaluan zat melalui membran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau
protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang
memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke
dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus,
misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter
yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan
pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel –
sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energy.
3) Mekanisme osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan
molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju
larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran
selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang
dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air
sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang
berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan
yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa
yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air
berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang
konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam
sel dikatakan .
Sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika
larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah
daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan,
misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan
dengan sifat larutan yang berbeda-beda? Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan
sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel
tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan
tekanan turgor sehingga sel menjadi keras.
Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah
merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan
kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan
mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel
hew’an/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah
merah
mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena
kehilangan air.
b. Transpor aktif
Pada transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa
atau pengemban dan memerlukan energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP.
selama transpor aktif, molekul diangkut melalui gradien konsentrasi. Transpor
aktif dibedakan menjadi dua, yaitu transpor aktif primer dan sekunder.
Transpor aktif primer secara langsung berkaitan dengan
hidrolisis ATP yang akan menghasilkan energi untuk transpor ini. contoh
transpor aktif primer adalah pompa ion Na- dan ion K+. Konsentrasi ion K+ di
dalam sel lebih besar dari pada di luar sel, sebaliknya konsentrasi ion Na+
diluar sel lebih besar daripada di dalam sel.
Untuk mempertahankan kondisi tersebut, ion-ion Na- dan
K+ harus selalu dipompa melawan gradien konsentrasi dengan energi dari hasil
hidrolisis ATP. Tiga ion Na+ dipompa keluar dan dua ion K+ dipompa ke dalam
sel. Untuk hidrolis ATP diperlukan ATP-ase yang merupakan suatu protein
transmembran yang berperan sebagai enzim.
Tranpor aktif sekunder merupakan transpor pengangkutan
gabungan yaitu pengangkutan ion-ion bersama dengan pengangkutan molekul lain.
TUGAS
BIOLOGI UMUM


NIM : ACC 111 0027
PRODI : PENDIDIKAN KIMIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar