I.
Judul Percobaan
Alumunium dan Senyawanya
II.
Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat – sifat logam alumunium dan
persenyawaannya
III.
Dasar Teori
Sekarang banyak
perabotan rumah tangga yang menggunakan bahan aluminium terutama peralatan
dapur. Selain itu, aluminium juga digunakan di perusahaan besar seperti
pembuatan badan pesawat. Hal ini disebabkan karena logam aluinium ringan dan
bersifat anti karat. Aluminium dalam sistem periodik merupakan unsur periode
ketiga dan berada pada golongan 13. Atom aluminium memiliki konfigurasi
elektron terluar 3s2 3p1 dengan energi ionisasi pertama
577 Kj/mol, energi ionisasi kedua 1820 Kj/mol dan energi ionisasi ketiga 2740
Kj/mol. Dari konfigurasi elektronnya, terlihat bahwa atom ini dapat bergabung
dengan cara melepaskan elektron valensinya, namun aluminium lebih cenderung
memiliki ikatan kovalen karena memiliki keelektronegatifan yang cukup besar.
Aluminium murni
adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak karakteristik yang
diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam), nonmagnetik dan
tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium adalah logam
aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan tidak
ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak
dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas. Walaupun
senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama bertahun-tahun tidak
ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam aluminium dari senyawanya .
Nama aluminium diturunkan
dari kata alum yang meninjuk pada senyawa garam rangkap Kal(SO4)2.12H2O; kata
ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit. Oleh Humphry
Davy, logam rangkap ini diusulkan dengan nama alumium kemudian berubah menjadi
aluminum. Namun, nama ini pun segera termodifikasi menjadi aluminium yang
menjadi populer di seluruh dunia kecuali Amerika Utara dimana American Chemical
Society (Himpunan Masyarakat Kimia Amerika) pada tahun 1925 memutuskan tetap
menggunakan aluminum di dalam publikasinya .
Aluminium merupakan
unsur logam abu-abu mangkilat, lembek, dan kurang kuat tetapi ringan. Terdapat
di alam pada kerak bumi terutama sebagai bauksit yang menjadi sumber utamanya.
Logam ini reaktif dan segera bereaksi dengan oksigen di udara membentuk lapisan
oksidanya yang membungkus badan logam sehingga menghalangi oksidasi selanjutnya
dan logam menjadi tahan karat. Campurannya dengan logam-logam seperti Ni, Cu,
Zn, Si, dsb, menghasilkan alloy yang ringan dengan kegunaan yang luas, misalnya
untuk pesawat terbang, kapal, blok mesin, alat-alat rumah tangga, kerangka
bangunan, dll. Okasidanya sebagai alumina (Al2O3) yang ditemukan di alam antara
lain berupa merah delima, safir, korundum dan emeri yang digunakan untuk
pembuatan delas dan bahan tahan panas.
Aluminium adalah
ogam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur
pada 659˚C. Bila terkena udara, obejk-objek aluminium teroksidasi pada
permukaannya, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih
lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam ini, pelarutan lebih
lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer
Logam aluminium
dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat, baik yang encer maupun yang
pekat menghasilkan garamnnya. Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak
bereaksi karena permukaan menjadipasif, etapi dalam keadaan tidak murni qakan
bereaksi dengan asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik
panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Aluminium
dengan kanfigurasi elektronik [10Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat oksidasi
+3 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara karena reaksi
antara logam aluminium dengan oksigen membentuk lapisan nonpori dan membungkus
permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi lanjut.
Endapan putih
seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)2 yang larut sedikit dalam
reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium
disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan
sebagai aluminium hisroksida koloid (sol aluminium hidroksida); sol ini
berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut
(misalnya aluminium klorida), dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida
yang dikenal sebaai gel aluminium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang
sempurna, dengan larutan amonia. Larutan amonium itu ditambahkan dengan sedikit
berlebihan dan caampuran didihkan sampai larutan sedikit berbau amonia. Bila
baru diendapkan, ia mudah melarut dalam asam kuat, tetapi setelah dididihkan ia
menjadi sangat sedikit larut :
Al3+ + NH3
+ H2O → Al(OH)3 + 3 NH4+