Potensial
Elektroda Standar
Potensial elektroda standar
suatu elektroda adalah DGL (Daya Geral Listrik) suatu sel yang terdiri dari
elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ionnya dengan
keaktifan satu dan elektroda hydrogen standar.
Sistem
elektroda harus reversible secara termodinamika
Mn+
+ ne ó M
IUPAC
menetapkan untuk menggunakan potensial reduksi atau potensial elektroda
EMn+|M
= E0 Mn+|M
– (RT/nF). Ln (1/ aMn+)
EMn+|M
= E0 Mn+|M
– (RT/nF). Ln (1/ {Mn+})
Untuk sel:
a)
Pt, H2 | HCl (1M) || CuSO4 (1M) | Cu
E0sel = E0Cu - E0 H2
0,34 = E0Cu – 0
E0Cu = 0,34
V
b)
Pt, H2 | HCl (1M) || ZnSO4 (1M) | Zn
E0sel = E0Zn - E0 H2
-0,76 = E0Zn – 0
E0Zn = -0,76
V
Elektroda
hidrogen digunakan sebagai standar dengan setengah-reaksi
½ H2
(1 atm) (g) ó H+
(aq) + e
dan ditetapkan potensial
elektroda 0,000 V pada 25 0C. Dengan elektroda pembanding ini dapat
diperoleh potensial elektroda lainnya yang sebagian tercantum dalam table
potensial elektroda standar.
Potensial elektroda standar
suatu logam adalah beda potensial antara elektroda hydrogen standar dengan
setengah-sel yang terdapat logam tercelup dalam larutannya dengan konsentrasi 1
molar pada 25 0C atau dengan kata lain DGL sel.
Pt {H2
(g)} | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)
Pt, H2
(g) | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)
Contoh:
Suatu sel dengan diagram
berikut,
Cd(s)
| Cd2+ (1M) || H+ (1 M) | H2 (g), Pt
Mempunyai DGL 0,40 V.
a)
Tulis reaksi pada elektroda
b)
Tulis reaksi sel
c)
Hitung potensial elektroda standar dari Cd
Jawab:
a) Anoda : Cd (s) à Cd2+
(aq) + 2 e
Katoda : 2H+
(aq) + 2 e à H2
(g)
b) Reaksi sel adalah jumlah reaksi anoda dan reaksi katoda
yaitu,
Cd(s)
+ 2H+ (aq) à Cd2+
(aq) + H2 (g)
d)
E0sel = E0Katoda - E0anoda
0,40 = E0 H2 - E0Cd
0,40 = 0
- E0Cd
E0Cd = - 0,40
V
KONVENSI
1.
Garis vertikal tunggal: pembatas antar muka fasa (padatan dan
larutan)
Garus
vertikal dobel: partisi berpori atau jembatan garam
Sel
Daniell dapat dinyatakan dengan,
Zn(s) | Zn2+ (aq) || Cu2+ (aq) | Cu(s), à E0 = +1,10V
2.
Harga DGL menyatakan harga batas (untuk arus nol) dari (potensial
listrik terminal KANAN) dikurangi (potensial listrik terminal KIRI)]
E0sel = E0Kanan - E0Kiri
E0sel = E0Katoda - E0anoda
E0sel = E0Reduksi - E0Oksidasi
3.
Reaksi yang terjadi pada elektroda kiri ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang terjadi
pada elektroda kanan ditulis sebagai reaksi reduksi
Reaksi
sel = jumlah 2 reaksi setengah-sel ini:
Zn(s) + Cu2+ (aq) à Zn2+
(aq) + Cu (s)
Jika
harga DGL, E0sel
= + (positif), reaksi berlangsung dengan spontan ke kanan apabila sel
dihubungkan.
4. Jika menggunakan elektroda inert, misalnya
untuk reaksi sel:
Fe3+ (aq) + I- (aq) à Fe2+ (aq) + ½
I2 (g)
Maka sel dinyatakan sebagai berikut:
Pt | 2 I-
(aq), I2 (aq) || Fe3+ (aq), Fe2+ (aq) | Pt, à E0 = 0,24 V
5. Potensial setengah sel Mn+
(aq) | M(s) adalah perbedaan potensial untuk sel
Pt,
H2 (g) | 2H+ (aq) || Mn+ (aq) | M(s)
Untuk setengah reaksi:
½ H2
+ 1/n Mn+ à H+
+ 1/n M
Potensial setengah sel Cl-
(aq) | AgCl, Ag adalah perbedaan potensial sel:
Pt,
H2 (g) | 2H+ (aq) || Cl- (aq) | AgCl, Ag
Dengan
reaksi
½ H2
+ AgCl à H+ + Cl-
+ Ag
MANFAAT
POTENSIAL ELEKTRODA
1) Membandingkan kekuatan relatif
oksidator dan reduktor,
Contoh:
Li+ + e à Li (s) E0 = -3,15 V
………………………………………………
½ F2 (g) + e à F- (s) E0 = +2,87 V
F2 adalah oksidator yang lebih
kuat dibandingkan dengan Li+
Li adalah reduktor yang lebih kuat
dibandingkan dengan F-